PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATA PELAJARAN IPAS MATERI ORGAN TUBUH MANUSIA BERBASIS AUGMENTED REALITY DI MI FALAKHIYAH RENDENG MALO BOJONEGORO

Pendidikan merupakan rencana suatu usaha dalam mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran dengan tujuan peserta didik dapat aktif dalam mengembangkan potensi diri peserta didik. Salah satu materi yang ada di mata pelajaran IPAS adalah organ tubuh manusia yang membahas sistem organ pernapasan manusia. Di MI Falakhiyah Rendeng di temukan masalah bahwa masih kurangnya penggunaan bahan ajar selain buku yang di sediakan sekolah di karenakan guru belum sempat membuatkan bahan ajar selain buku di sekolah. Penelitian ini dilakukan karena masih kurangnya pengembangan pada penggunaan bahan ajar dalam proses pembelajaran terutama bahan ajar mata pelajaran IPAS yang dapat membantu peserta didik belajar di zaman perkembangan teknologi saat ini. Teknologi yang berkembang saat ini merupakan teknologi Augmented Reality. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengembangan bahan ajar berbasis Augmented Reality di MI Falakhiyah Rendeng Malo Bojonegoro.
Penelitian ini menggunakan penelitian penggembangan R&D dengan model ADDIE yang terdiri dari analisis, desain, pengembangan, implementasi dan evaluasi. Hasil penelitian diambil melalui uji validasi ahli media, ahli materi, dan ahli bahasa. Teknik pengumpulan data dilakukan degan observasi, angket dan dokumentasi. Instrument penelitian menggunakan pre-tes dan pos-tes.
Penelitian ini menghasilkan bahan ajar berupa bahan ajar berbasis Augmented Reality pada mata pelajaran IPAS materi sistem organ pernapasan manusia. Bahan ajar berbentuk buku spiral yang didalamnya terdapat materi dilengkapi dengan QR kode yang di dalamnya terdapat objek 3D. Dari penelitian ini di dapatkan hasil, (1) pengembangan bahan ajar berbasis Augmented Reality ini dapat menarik perhatian peserta didik dengan bantuan teknologi, bahwa peserta didik jadi lebih paham organ pernapasan manusia dengan melihat gambar 3D. (2) hasil pengembangan bahan ajar berbasis Augmented Reality ini juga mendapatkan hasil dapat digunakan dalam pembelajaran karena peserta didik dapat melihat objek 3D didalam bahan ajar melalui kode QR. Hasil kegiatan pre-tes yang mendapatkan skor 60% kategori “baik” sedangkan pada kegiatan post-tes mendapat skor 81% kategori “sangat baik” perbedaan skor dari keduanya 21%. Hasil validasi materi mendapatkan hasil 82,1% “sangat layak”, hasil validasi ahli Bahasa tahap II dengan hasil 94,5% “sangat layak”, dan hasil validasi ahli media tahap II dengan hasil 47,7% “cukup layak”. Dapat disimpulkan bahwa bahan ajar berbasis Augmented Reality dapat menarik perhatian peserta didik dan layak digunakan dalam proses pembelajaran.