Penerapan Profil Pelajar Pancasila Karakter Bernalar Kritis Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMK Pemuda Taruna Ngraseh

Profil pelajar Pancasila merupakan perwujudan dari pelajar Indonesia sebagai pelajar yang memiliki nilai-nilai Pancasila. Karakter bernalar kritis termasuk salah satu ciri pelajar Pancasila yang wajib diterapkan oleh pelajar Indonesia agar memiliki pemikiran rasional, dapat mandiri dalam berpikir, dan menjadi pribadi yang berpikiran terbuka serta-percaya diri dalam mengambil keputusan. Pendidikan agama Islam dan budi pekerti hendaknya mampu mendorong peserta didik untuk bernalar kritis dalam menghadapi perkembangan zaman. Perkembangan zaman adalah salah satu fenomena yang tidak bisa dihindari, maka dari itu selain berpegang teguh terhadap Tuhan Yang Maha Esa pelajar Indonesia juga perlu bernalar kritis untuk mengimbanginya. Salah satu elemen penting di era modern ini adalah bernalar kritis. Untuk menerapkannya, perlu adanya konsep perencanaan yang matang dan implementasi konsep tersebut, dan untuk mencapainya pasti ada faktor pendukung dan penghambat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Data diperoleh dari data primer yaitu data yang bersumber dari penelitian lapangan meliputi observasi, kemudian wawancara dengan kepala sekolah dan guru Pendidikan agama Islam dan budi pekerti di SMK Pemuda Taruna Ngraseh. Data sekunder diperoleh dari buku referensi dan data-data dari sekolah. Teknik pengumpulan data menggunakan Teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan profil pelajar Pancasila karakter bernalar kritis dalam pembelajaran Pendidikan agama Islam dan budi pekerti di SMK Pemuda Taruna Ngraseh tergolong sudah baik, melihat dari konsep perencanaan yang meliputi identifikasi tujuan pembelajaran, penyesuaian pembelajaran, pemilihan metode, dan mengevaluasi pembelajaran. Implementasi di dalam proses kegiatan pembelajaran yakni kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Dan beberapa faktor pendukung yakni pendidik yang mampu membimbing jalannya proses implementasi, peserta didik yang minat pada pembelajaran Pendidikan agama Islam dan budi pekerti sehingga mudah untuk bernalar kritis, serta faktor penghambat yakni Pendidik yang kurang matang dalam merencanakan konsep, dan peserta didik yang pasif.