PENERAPAN TEKNIK ASSERTIVE TRAINING MELALUI KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF KORBAN BULLYING SISWA MTS AL -MA’ARIF PLANDIREJO

Kekerasan yang terjadi di sekolah biasa disebut dengan bullying yang korbannya tidak mampu mengungkapkan hak-hak nya secara lebih optimal perilaku asertif adalah suatu kemampuan pada individu yang dapat di ungkapkan secara langsung dan juga tidak menyinggung perasaan orang lain. Perilaku asertif memiliki 5 indikator yaitu (1) bertindak sesuai keinginan sendiri, (2) mampu mengekspresikan perasaan jujur dan nyaman, (3) mampu mempertahankan diri, (4) mampu menyatakan pendapat, (5) tidak mengabaikan hak orang lain. Berdasarkan masalah diatas, perlu adanya sebuah teknik untuk mengurangi permasalahan diatas, yaitu teknik assertive training yang dianggap efektif untuk meningkatkan perilaku asertif siswa. Assertive training merupakan teknik untuk menghilangkan kecemasan yang terlalu malu dan takut dalam memberikan respon yang sesuai situasi antar pribadi dengan mengajarkan tingkah laku yang sesuai kepada individu melalui permainan peran. Penelitian kuantitatif ini menggunakan desain eksperimen, artinya mengidentifikasi adanya suatu pengujian (tes sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs Al-Ma’arif Plandirejo yang berjumlah 6 orang) selama 8 kali pertemuan. Hal ini dibuktikan bahwa ada 6 orang (50%) memperoleh skor rendah, sedangkan perilaku siswa setelah diberikan treatment (post-test) meningkat dalam kategori tinggi (95%). Berdasarkan hasil “test statistic” diatas, dapat diketahui bahwa hasil Dapat dilihat dari tabel diatas nilai sig 2 (tailed) adalah sebesar 0,000 dimana nilai ini lebih kecil dari 0,05 maka ho ditolak dan ha diterima.. Artinya terdapat selisih hasil treatment untuk pre-test dan post-test. Sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat dampak dalam penggunaan teknik assertive training untuk meningkatkan perilaku asertif siswa korban bullying.