STUDI METODE KORELASI PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG MANFAAT VITAMIN C DAN KONSUMSI SUPLEMEN VITAMIN C DI DESA JIPO KECAMATAN KEPOHBARU KABUPATEN BOJONEGORO

Vitamin C adalah jenis vitamin yang mudah larut dalam air dan mempunyai fungsi penting dalam menangkal sumber penyakit atau sebagai antioksidan. Sedangkan suplemen adalah zat aditif yang isi kandunganya berupa nutrisi baik bagi tubuh. Vitamin C umumnya bersifat organik dan bersumber dari buah buahan, atau sayur-sayuran, sedangkan dalam bentuk suplemen adalah zat yang di buat secara mekanik (olahan pabrik) biasanya berupa obat seperti pil, tablet, kapsul ataupun cairan dan sebagainnya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi pengetahuan masyarakat tentang manfaat vitamin C dan hubungan pengetahuan masyarakat tentang manfaat vitamin C dengan tingkat konsumsi suplemen vitamin C. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan kombinasi desain analisis korelasi mengunakaan dua jenis penelitian yang di gabungkan jadi satu, yaitu jenis penelitian kualitatif dan kuantitatif yang dilakukan di desa Jipo Rt 07 Rw 02 Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur dengan responden sebanyak 50 sampel, 30 responden berjenis kelamin laki-laki dan 20 responden berjenis kelamin perempuan, dengan metode wawancara dan quesioner. Tingkat pengetahuan masyarakat mempengaruhi tingkat konsumsi suplemen vitamin C, sedangkan baik buruknya keadaan tubuh sangat di pengaruhi oleh vitamin C. Oleh karena itu analisis data yang di peroleh menunjukan angka sebanyak 4% untuk responden dengan tingkat pengetahuan yang kurang, sedangkan 14% responden dengan tingkat pengetahuan yang cukup, dan 82% responden dengan tingkat pengetahuan baik. Tingkat konsumsi suplemen vitamin C sudah termasuk baik, hubungan keduanya adalah tingkat pengetahuan masyarakat mempengaruhi tingkat konsumsi suplemen vitamin C, sedangkan baik buruknya keadaan tubuh sangat di pengaruhi oleh vitamin C dibuktikan pada hasil analisis, bahwa 74% responden mengonsumsi suplemen vitamin C dengan pengetahuan tinggi dan hanya 26% responden yang tidak mengonsumsi suplemen vitamin C dengan pengetahuan rendah.