ANALISIS JUAL BELI HASIL PANEN SEBAB KETERIKATAN SYARAT PENGEMBALIAN HUTANG PIUTANG PRESPEKTIF HUKUM EKONOMI SYARIAH

Petani adalah suatu pekerjaan yang dilakuakan dalam sektor memanfaatkan suatu lahan dengan cara bercocoktanam yang dapat menghasilkan suatu hasil yang baik yang berupa hasil panen dari apa yang ditanaminya, dari hasil panen itulah yang dapat mencukupi kebutuhan pokok sebagai manusia yang hidup dalam muka bumi ini dengan cara menjual hasil panennya. Dalam mekanismenya, petani yang mengalami keterbatasan modal diberikan pinjaman hutang modal tanam oleh pedagan padi, dan pedagang padi yang memberi pinjaman hutang modal tanam tersebut memberikan syrata bahwa disaat musim panen tiba petani harus menjual padi hasil panennya kepada pedagang padi namun dengan harga yang relatif rendah, karena unuk memenuhi kebutuhan, petani menyanggupinya dengan keadaan terpaksa. Permasalahan dalam penelitian ini meliputi bagaimana praktik jual beli hasil panen sebab keterikatan syarat pengembalian hutang piutang di Desa Kaliombo dan bagaimana prespektif Hukum Ekonomi Syariah terhadap praktik jual beli hasil panen sebab keterikatan syarat pengembalian hutang piutang di Desa Kaliombo. Berdasarkan permasalahan di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mekanisme sekaligus tinjauan Hukum Ekonomi Syariah terhadap jual beli hasil panen sebab keterikatan syarat pengembalian hutang piutang tersebut. Penelitian ini merupakan field research, dengan menggunakan metode deskriptif, sumber datanya meliputi data primer dan data sekunder. Dari data primer diperoleh dari hasil observasi dan wawancara yang berhubungan dengan praktik jual beli hasil panen sebab keterikatan syarat pengembalian hutang piutang di Desa Kaliombo. Sedangkan metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah metode deskriptif dengan menggunakan teori jual beli dan ikrah. Kesimpulan dari praktik jual beli hasil panen sebab keterikatan syarat pengembalian hutang piutang di Desa Kaliombo yaitu dimana petani yang memiliki keterbatasan modal dalam menanam padi, diberikan pinjaman hutang modal tanam oleh pedagang padi, namun pedagang padi memberikan syarat bahwa hasil panen petani harus dijual kepada pedagang padi yang meminjamkan hutang modal dengan harga yang relatif rendah dibanding dengan harga pasar. Adapun dalam mekanisme ini menggunakan teori, yakni bai’, dan konsep Al-Ikrah. Jika dilihat dari teori bai’ adalah tidak sah karena adanya kejanggalan dalam rukun dan syarat sah jual beli, dimana terdapat unsur paksaan (Al-Ikrah) dimana kurangnya keridhaan petani untuk menjual hasil panennya.

Kata Kunci: Jual Beli, Al-Ikrah.