REKAYASA ORDER UNTUK MENDAPATKAN INSENTIF BONUS KARYAWAN PT. ARTABOGA CEMERLANG BOJONEGORO PERSPEKTIF HUKUM EKONOMI SYARIAH

Manajemen sumber daya manusia merupakan salah satu bidang umum yang meliput segi-segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian. Pentingnya sumber daya manusia itu, menyebabkan adanya kewajiban atas setiap organisasi atau perusahaan untuk senantiasa memberikan penilaoian kerja atau reward, partisipasinya dalam perjalanan mencapai tujuan. Salah satunya adalah memberikan insentif pada karyawan-karyawan. Sebagaimana di PT. Artaboga Cemerlang, Sudah menjadi barang tentu, pemberian insentif didasarkan atas daya kemampuan PT. Artaboga Cemerlang itu sendiri. Di sudut lainnya, pemberian insentif itu harus memperhatikan persesuainnya dengan prinsip administrasi kepegawaian, yang mana hal ini mengakibatkan para karyawan untuk melakukan Rekayasa Order untuk Mendapatkan Insentif Bonus. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi Rekayasa Order yang dilakuan karyawan PT. Artaboga Cemerlang untuk Mendapatkan Insentif Bonus, dengan fokus penelitian mencakup; 1) Untuk mengatahui praktik rekayasa order yang dipraktikkan oleh karyawan PT. Artaboga Cemerlang guna memperoleh insentif bonus. 2) Untuk mengetahui hasil tinjauan Hukum Ekonomi Syariah terhadap rekayasa order yang dilakukan oleh karyawan PT. Artaboga Cemerlang. Penelitian ini tergolong ke dalam jenis penelitian kualitatif dengan metodologi deskriptif. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder yang diperoleh melalui proses penggalian data menggunakan metode dokumentasi, observasi dan wawancara. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1) Praktik rekayasa order yang dilakukan karyawan PT. Artaboga Cemerlang cabang Bojonegoro dengan mengunjungi toko dengan tipe grosir. Untuk memenuhi target tanpa harus mengunjungi keseluruhan toko yang terdata, lalu membagikan produk tersebut ke dalam data toko yang tercantum di tablet dan mengaplikasikan skema insentif dari perusahaan agar sesuai dengan bonus yang akan didapatkan nantinya. Dengan begitu karyawan dapat memperoleh insentif bonus yang telah dijanjikan oleh perusahaan. 2) Ditinjau dari teori jualah yang mana memberi upah kepada orang lain yang dapat menemukan barangnya yang hilang. Jadi, jualah bukan hanya terbatas pada barang yang hilang namun dapat setiap pekerjaan yang dapat menguntungkan seseorang. Dengan adanya syarat pencapaian target yang berdampak pada pemberian insentif bonus, , karyawan berasumsi insentif ini adalah hasil jerih payah yang dilakukanya dan dengan demikian pihak perusahaan berhak memberikan insentif bonus secara penuh sesuai dengan target yang di capai meskipun dengan cara rekayasa order tersebut.