IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE STUDENT TEAM ACHIVEMENT DIVISION DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK KELAS X DI MA DARUSSALAM KEDUNGREJO BOJONEGORO

Kualitas kehidupan bangsa sangat ditentukan oleh faktor pendidikan. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis. Oleh karena itu, pembaruan pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Dalam proses pengajaran, setiap guru harus memiliki inovasi dan terobosan baru perihal metode pembelajaran yang akan digunakan. Hal ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan efektivitas penerimaan materi ajar siswa. Selain itu, dengan memvariasikan metode pembelajaran berarti juga melepaskan belenggu pendidikan di Indonesia yang hanya berfokus pada guru (teacher-centered learning). Dengan demikian, dalam pembelajaran diperlukan metode-metode tertentu agar empat kompetensi siswa, yaitu kolaboratif, komunikatif, berpikir kritis, dan berpikir kreatif dapat tercapai. Adapun tujuan penelitian adalah Mendeskripsikan bagaimana Implementasi model pembelajaran cooperative Student Team Achievement Division dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa dan Mengetahui faktor pendukung dan penghambat saat mengimplementasikan model pembelajaran cooperative student team achivement division pada mata pelajaran Akidah Akhlak kelas X di MA Darussalam Kedungrejo Bojonegoro.
P enelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan teknik pengumpulan data melalui metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Data yang dikumpulkan peneliti diambil dari siswa kelas X, Guru Mata Pelajaran Akidah Akhlak kelas X, Wali Kelas X dan Kepala Sekolah MA Darussalam Kedungrejo Bojonegoro. Untuk menganalisis data menggunakan teori Miles Huberman, yaitu dengan Reduksi Data, Penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan hasilkan penelitian yang telah dilakukan, maka di simpulkan bahwa Model Pembelajaran Cooperative Student Team Achievement Division memiliki tiga tahapan penting: kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Ini membantu meningkatkan keaktifan siswa, memperkuat kerjasama, dan memahami materi secara mendalam. Faktor pendukung internal dan eksternal, seperti kondisi fisik siswa dan sarana prasarana yang memadai, sangat penting. Namun, kurangnya waktu dalam proses pembelajaran bisa menjadi penghambat karena model ini membutuhkan waktu lebih banyak.
Kata Kunci : Model Pembelajaran Cooperative, Student Team Achievement Division, Keaktifan Belajar.