PENANAMAN KARAKTER PROFIL PELAJAR PANCASILA GOTONG ROYONG PADA PESERTA DIDIK MELALUI KEGIATAN JUMAT QOLBU DI SMA NEGERI 1 RENGEL

SMA Negeri 1 Rengel merupakan salah satu lembaga yang sudah menerapkan kurikulum merdeka belajar. Kebijakan baru inilah yang menjadi fokus penelitian, karena penting dalam pengembangan karakter yaitu pada profil pelajar pancasila. Khususnya pada dimensi gotong royong yang mencakup elemen kolaborasi, berbagi, dan peduli melalui kegiatan Jumat Qolbu. Kaitannya dengan profil pelajar pancasila diatas, maka penerapan kegiatan inilah yang dianggap cocok dan tepat dalam implementasinya. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan penerapan, hasil, faktor pendukung dan penghambat dalam penanaman karakter profil pelajar pancasila gotong royong pada peserta didik melalui kegiatan Jumat Qolbu di SMA Negeri 1 Rengel.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif dan jenis penelitian lapangan atau field research. Data diperoleh dari kegiatan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Informan dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, waka kesiswaan, guru, dan peserta didik SMA Negeri 1 Rengel. Analisis data penelitian ini menggunakan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut: (1) Penanaman karakter profil pelajar pancasila di SMA Negeri 1 Rengel diterapkan melalui upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan dengan cara menanamkan nilai gotong royong elemen kolaborasi, peduli dan berbagi melalui kegiatan Jumat Qolbu. (2) Capaian adanya kegiatan Jumat Qolbu sesuai dengan indikator karakter profil pelajar pancasila gotong royong yaitu peserta didik mampu bekerja sama dengan orang lain, peserta didik terampil dalam berkoordinasi antar anggota, memiliki rasa peduli akan memahami dan menghargai terhadap kondisi lingkungan sekitar, dan saling berbagi antar sesama. (3) Faktor Pendukung dari segi eksternal adalah dukungan penuh dari kepala sekolah dan kolaborasi antara guru serta peserta didik Sedangkan internalnya berasal dari kesadaran dari peserta didik tentang pentingnya kegiatan tersebut. Faktor penghambat dalam segi internal adalah siswa datang ke sekolah terlambat dan kurangnya kondusif saat pembagian makanan. Sedangkan eksternalnya berasal dari lingkungan bermain baik di rumah maupun di sekolah.