Peran Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam Membentuk Religiusitas Siswa Tunanetra Sekolah Menengah Pertama Kuar Biasa (SMPLB) PGRI Panjungan Kalitidu Bojonegoro di Masa Pandemi Covid-19

Pandemi covid-19 mengakibatkan segala kegiatan manusia mengalami perubahan. Dalam pendidikan, bentuk perubahan tersebut ialah beralihnya pembelajaran tatap muka menjadi virtual. Mengingat pentingnya pendidikan agama untuk seluruh manusia sebagai Muslim, terlebih pada Anak Berkebutuhan Khusus yang memiliki sedikit pengalaman dalam hal keagamaan. Maka tugas baru bagi guru pada Sekolah Luar Biasa harus tetap dilaksanakan guna menanamkan nilainilai religiusitas melalui pembelajaran daring. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan (1) Penerapan pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada masa pandemi, (2) Proses Pembentukan dimensi
religious knowledge siswa tunanetra, (3) Faktor pendukung dan penghambat pembelajaran Pendidikan Agama Islam siswa tunanetra pada masa pandemi. Jenis penelitian ini ialah deskriptif kualitatif, penelitian dilakukan di Sekolah Luar Biasa PGRI Kalitidu. Sumber data dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru PAI serta 3 siswa tunanetra. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data secara interaktif dengan melakukan reduksi data, display data kemudian penarikan kesimpulan. Sedangkan, teknik keabsahan data adalah triangulasi sumber. Hasil dari penelitian ini yaitu pembelajaran PAI pada masa pandemi covid- 19 dilakukan secara daring dengan menggunakan media aplikasi whatsapp serta metode ceramah, tanya jawab dan resitasi. Untuk membentuk religious knowledge siswa tunanetra melalui pembelajaran PAI, guru menggunakan metode, media yang tepat, evaluasi serta pembiasaan baik. Faktor pendukung pembelajaran daring ialah handphone, subsidi kuota, peran orang tua. Sedangkan faktor penghambatnya ialah jaringan. Solusi yang diberikan guru yaitu tambahan waktu belajar diluar jam pembelajaran.
Kata Kunci: Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Religiusitas, Siswa
Tunanetra, Pandemi Covid-19.