TINJAUAN HUKUM EKONOMI SYARIAH TERHADAP WANPRESTASI PELANGGAN INTERNET DALAM KONTRAK PT. LOVEIKA HOST NUSANTARA DI KABUPATEN TUBAN

Pada kontrak berlangganan ini memiliki syarat dan kententuan yang wajib untuk disepakari oleh pihak pelanggan yang sudah ditentukan dalam kontrak perjanjian baku yang telah disediakan oleh pihak perusahaan. Perjanjian baku di buat dalam bentuk formulir oleh penyedia jasa layanan tanpa memberikan kebebasan kepada pihak pelanggan untuk sekedar bernegoisasi mengenai ketentuan dan syarat berlangganan. Hal ini ditunjukkan dengan beberapa ketidakjelasan mengenai pemberlakuan sanksi yang diberikan pelanggan, dimana apabila pelanggan berhenti atau tidak konsisten untuk memberlakukan perjanjian sesuai dengan waktu diperjanjikan berturut-turut. Dari latar belakang di atas dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut pertama bagaimana bentuk wanprestasi pelanggan internet dalam kontrak PT. Loveika Host Nusantara di Kabupaten Tuban dan kedua bagaimana penyelesaian wanprestasi pelanggan internet dalam kontrak PT. Loveika Host Nusantara di Kabupaten Tuban ditinjau dari Hukum Ekonomi Syariah.
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk wanprestasi pelanggan internet dalam kontrak PT. Loveika Host Nusantara di Kabupaten Tuban dan untuk mengetahui bagaimana penyelesaian wanprestasi pelanggan internet dalam kontrak PT. Loveika Host Nusantara di Kabupaten Tuban ditinjau dari Hukum Ekonomi Syariah.
Jenis penelitian yang digunakan ialah studi kasus penelitian lapangan. Penelitian dilakukan dengan observasi di PT. Loveika Host Nusantara di Kabupaten Tuban. Analisa data yang digunakan adalah analisa data kualitatif yaitu menganalisasi data yang terkumpul, setelah itu disimpulkan dengan menggunakan pendekatan atau cara berfikir induktif. Teori yang digunakan yaitu teori akad, teori ijarah dan teori wanprestasi. Bentuk wanprestasi pelanggan internet dalam kontrak PT. Loveika Host Nusantara di Kabupaten Tuban bahwasannya pelanggan telah mengingkari perjanjian yang telah disepakati. Pertama dilihat dari teori akad tidak sesuai dikarenakan pelanggan internet telah mengingkari perjanjian yang telah disepakati. Kedua dalam teori ijarah (sewa-menyewa) belum sesuai karena dalam praktik sewa-menyewa jaringan internet pelanggan belum memenuhi rukun ijarah yaitu ma’qud’alaih (objek akad). Ketiga mengenai penyelesaian wanprestasi dilakukan secara Ash Shulhu (perdamaian) para pihak mengutamakan perdamaian dalam menyelesaikan tindakan wanprestasi dari pada melakukan upaya litigasi. Dalam hal tersebut sudah sesuai dengan konsep ekonomi Islam.