TINJAUAN HUKUM EKONOMI SYARIAH TERHADAP TAMBAHAN ONGKOS KIRIM SAAT KONDISI HUJAN PADA D’BOOS DI DESA TALUN KECAMATAN SUMBERREJO KABUPATEN BOJONEGORO

Tambahan ongkos kirim saat kondisi hujan ialah tambahan upah yang terjadi saat hujan diluar ongkos pemesanan dan jarak per kilo meternya yang setiap desa berbeda. Adapun pihak yang terlibat dalam tambahan ongkos kirim yaitu pihak admin, pihak kurir dan pihak konsumen. Dalam mekanismenya ketika konsumen memesan kepada admin kemudian pihak admin mengcover pesanan kepada kurir, sehigga untuk memenuhi kebutuhannya dengan membelikan sesuai pesanan, jika pesanan sudah siap maka pihak kurir mengantarkan pesanan tersebut. Pada saat ditengah perjalanan terjadi turun hujan secara tiba-tiba yang mengakibatkan adanya tambahan ongkos kirim pada konsumen.
Rumusan masalah dari penelitian ini meliputi bagaimana mekanisme praktik upah terhadap tambahan ongkos kirim saat kondisi hujan pada D’BOOS dan bagaimana tinjauan Hukum Ekonomi Syariah terhadap tambahan ongkos kirim saat kondisi hujan pada D’BOOS. Berdasarkan permasalahan di atas, tujuan penelitian untuk mengetahui mekanisme praktik upah dan sekaligus mengetahui tinjauan Hukum Ekonomi Syariah terhadap tambahan ongkos kirim saat kondisi hujan pada D’BOOS.
Penelitian ini merupakan field research, dengan menggunakan metode deskriptif analitis. Sumber datanya meliputi data primer dan sekunder, dari data primer diperoleh hasil observasi maupun wawancara dengan pihak yang bersangkutan dan berhubungan dengan tambahan ongkos kirim saat kondisi hujan pada D’BOOS. Sedangkan metode yang digunakan untuk mendeskripsikan dan menganalisis data adalah metode deskriptif analitis dengan menggunakan teori ghara<r dan teori wanprestasi.
Kesimpulan dari praktik tambahan ongkos kirim saat kondisi hujan dimana konsumen order kepada pihak admin, lalu admin mengcover kepada kurir, setelah itu kurir melaksanakan tugas yang sudah dicover oleh admin, namun jika ditengah perjalanan terjadi hujan secara tiba-tiba maka ongkos kirim akan bertambah. Adapun teori yang digunakan yaitu menggunakan teori gharar dan teori wanprestasi. Berdasarkan teori gharar, praktek tersebut tidak sah atau dilarang, karena didalam transaksi yang dilakukan oleh kurir dan konsumen mengandung unsur ketidakjelasan dalam upah. Namun jika adanya tambahan ongkos kirim saat kondisi hujan ini termasuk teori wanprestasi adalah dilarang, karena dalam transaksi tersebut mengalami cidera janji dalam suatu perjanjian yang disebabkan adanya turun hujan secara tiba-tiba dalam hal tersebut bertentangan dengan syariat Islam.