IMPLEMENTASI KEMAMPUAN BERFIKIR SIMBOLIK MELALUI PERMAINAN ARISAN ANGKA PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI POS PAUD UDYANA SIWI BAKULAN TEMAYANG BOJONEGORO

Bermain arisan angka merupakan suatu metode pembelajaran yang cukup efektif untuk digunakan dalam menstimulus anak supaya mudah dalam memahami angka dan daya ingat. Dalam bermain arisan angka ini anak juga mempelajari bilangan angka, dan kodisi tersebut membuat mereka mudah mengingat dan sulit untuk dilupa. Kemampuan simbolik anak dapat diasah dengan menggunakan salah satu metode yaitu metode permainan arisan angka. Berdasarkan fenomena di atas, maka peneliti bertujuan mendeskripsikan 1) perencanaan metode permainan angka terhadap kemampuan simbolik pada anak, 2) pelaksanaan metode permainan angka terhadap kemampuan simbolik pada anak, 3) hasil metode permainan angka terhadap kemampuan simbolik pada anak. Peneliti ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis data deskripsi kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Tahapan analisis data penelitian dengan mengumpulkan data, redusi data, penyajian data, dan verifikasi atau penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) perencanaan metode permainan angka terhadap kemampuan simbolik pada anak meliputi a. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH), b. Menyiapkan peralatan yang digunakan untuk penyampaian materi kepada anak didik. 2) Pelaksanaan metode permainan angka terhadap kemampuan simbolik anak a. Guru membagikan peran kepada masing – masing murid, b. Anak bermain peran sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh Guru., c. Guru Mengamati anak yang sedang bermain peran yang sesuai dengan instruksi, d. Apabila ada beberapa anak yang salah dalam melakukan permainan arisan angka guru mengingatkan dengan Bahasa yang mudah diterima anak. 3) hasil metode permainan angka terhadap kemampuan simbolik anak. anak – anak dapat mengembangkan kemampuan berpikir simbolik pada permainan arisan angka yang dilaksanakan di dalam kelas sentra. Apabila ada anak yang tidak sesuai dengan konteks maka guru akan mengingatkan dengan Bahasa yang mudah diterima oleh anak.