IMPLEMENTASI METODE TAKROR DALAM MENGEMBANGKAN MINAT BELAJAR BACA KITAB KUNING SANTRI ADNAN AL-CHARISH

Penurunan minat dalam membaca kitab kuning secara global telah menjadi perhatian dalam beberapa tahun terakhir. Faktor seperti perubahan metode pembelajaran dan teknologi digital telah berkontribusi pada penurunan ini. Di Indonesia, tantangan serupa terjadi, di mana minat generasi muda terhadap pendidikan modern dan teknologi membuat kitab kuning kesulitan menarik perhatian. Diperlukan tindakan strategis dari pemerintah, lembaga pendidikan, dan komunitas keagamaan untuk mempertahankan pembelajaran kitab kuning dengan mengintegrasikan pendekatan modern. Di Pondok Pesantren Adnan Al-Charish, berkurangnya minat membaca kitab kuning juga terjadi. Ustadz di pesantren ini menyatakan bahwa santri perlu disadarkan bahwa berbagai masalah dapat dipecahkan dengan merujuk pada kitab kuning yang ada di sekitar mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi metode takror dalam mengembangkan minat baca kitab santri pondok pesantren adnan al-charish Bojonegoro. Untuk mencapai sasaran ini, peneliti menggunakan penelitian kualitatif, adapun jenis penelitiannya peneliti menggunakan penelitian lapangan (field research) peneliti secara langsung berada di lapangan untuk berinteraksi dengan narasumber guna mengumpulkan data penelitian. Oleh karena itu, dalam hal ini, peneliti mengadopsi jenis penelitian yang menerapkan pendekatan kualitatif.
Penelitian ini menganalisis implementasi metode takror dalam mengembangkan minat belajar baca kitab kuning bagi santri di Pondok Pesantren Adnan Al-Charish Bojonegoro. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disumpulkan bahwa Metode takror implementasi metode takror di Pondok Pesantren Adnan Al-Charish Bojonegoro menunjukkan bahwa metode ini efektif dalam mengembangkan minat belajar dan pemahaman mendalam terhadap isi kitab. Melalui pendekatan individu dan partisipatif, metode takror menciptakan lingkungan yang memotivasi santri untuk lebih berfokus dan aktif dalam proses pembelajaran. Namun ada kendala yang dihadapi dalam mengimplementasikan metode takror, yaitu kurangnya keterlibatan aktif dari beberapa santri dalam mengikuti kegiatan, kurangnya pengawas yang bertugas mengawasi pelaksanaan takror, karena beberapa ustadz atau ustadzah terkadang memiliki tugas lain.