Implementasi Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Menguatkan Profil Pelajar Pancasila Yang Terintegrasi Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti Kelas X SMA Negeri 1 Rengel

SMA Negeri 1 Rengel merupakan salah satu lembaga yang sudah menerapkan merdeka belajar, tepatnya di kelas X. Kebijakan baru inilah yang menjadi fokus penelitian, karena penting dalam pengembangan karakter yaitu pada profil pelajar Pancasila. Kegiatan pembelajaran di kelas X, khususnya pada mata pelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti guru sering menggunakan model pembelajaran problem based learning. Kaitannya dengan profil pelajar Pancasila diatas, maka model inilah yang dianggap cocok dan tepat dalam implementasinya. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan penerapan, kelebihan dan kekurangan model pembelajaran problem based learning untuk menguatkan profil pelajar Pancasila yang terintegrasi dalam mata pelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti kelas X SMA Negeri 1 Rengel.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian deskriptif. Data diperoleh dari kegiatan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Informan dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru, dan peserta didik SMA Negeri 1 Rengel. Analisis data penelitian ini menggunakan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut:
Pertama, implementasi model pembelajaran problem based learning mampu menguatkan profil pelajar Pancasila dengan beberapa indikator yaitu beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, gotong royong, bernalar kritis, dan kreatif melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di kelas mulai dengan pembiasaan berdoa, berdiskusi sampai pengulasan materi.
Kedua, diantara kelebihannya adalah pembelajarannya yang kolaboratif, menarik dan disenangi, dan mampu melatih keterampilan dalam pemecahan masalah. sedangkan kekurangannya adalah terdapat peserta didik yang kurang berpartisipasi dalam diskusi dan model pembelajarannya membutuhkan waktu yang cukup lama.