IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TPS (THINK PAIR SHARE) DALAM KURIKULUM MERDEKA BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MAN 1 BOJONEGORO

Pendidikan dan pengajaran tentang akidah akhlak di sekolah sangat penting untuk mengembangkan kepribadian peserta didik agar menjadi pribadi yang utuh, cerdas dan cakap serta bertaqwa kepada Allah SWT. Siswa menganggap pembelajaran Akidah Akhlak di kurikulum sebelumnya itu membosankan, karena menggunakan metode ceramah, metode ini membuat siswa duduk diam dan pasif dalam proses pembelajaran membuat siswa bosan dan kurang memperhatikan materi. Maka dari itu diperlukan pemilihan metode yang sesuai dalam pelaksanaan pembelajaran di kurikulum merdeka belajar saat ini yaitu TPS (Think Pair Share). Pembelajaran menggunakan metode tersebut berpusat kepada siswa dan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Data diperoleh dari data primer yaitu data yang bersumber dari penelitian lapangan meliputi observasi, kemudian wawancara dengan kepala sekolah MAN 1 Bojonegoro, Wali Kelas X K, guru mata Pelajaran Akidah Akhlak, dan siswa kelas X K di MAN 1 Bojonegoro. Data sekunder diperoleh dari buku referensi dan data-data dari sekolah. Teknik pengumpulan data menggunakan Teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran TPS (Think Pair Share) dalam kurikulum merdeka di MAN 1 Bojonegoro pada materi akhlak terpuji sudah diterapkan dan membuat siswa lebih mudah memahami dan mendalami materi, tujuan agar siswa mandiri, aktif, dan berpikir kritis dalam pembelajaran melihat dari Konsep penerapan TPS (Think Pair Share) dalam kurikulum merdeka belajar pada mata pelajaran akidah akhlak meliputi tiga tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Langkah-langkah penerapan pembelajaran TPS (Think Pair Share) diawali dengan pertanyaan mendasar dan meminta siswa memberikan jawaban dari pertanyaan tersebut, kemudian guru membagi siswa ke beberapa kelompok secara berpasangan untuk mendiskusikan dan bertukar pikiran tentang ide-ide baru yang ditemukan, setelah itu siswa berbagi hasil diskusi. Faktor pendorong yaitu motivasi belajar dan kebijakan sekolah yang mendukung sedangkan fator penghambat yaitu siswa kurang aktif dan memakan waktu yang lama.