ANALISIS INVESTASI SAHAM DI ENTITAS SKYWAY CAPITAL PERSPEKTIF HUKUM BISNIS ISLAM

Entitas Skyway Capital merupakan partner dari perusahan Euroasian Rail Skyway Systems Holding Limited dimana Entitas Skyway Capital bertugas untuk memperkenalkan saham ini ke masyarakat luas melalui penjualan sahamnya. Investasi saham di Entitas Skyway Capital adalah investasi penanaman modal yang bertujuan untuk menambah modal perusahaan dan mengembangkan perusahaan dengan cara membeli saham sebagai bagian dari hak kepemilikan perusahaan. Dewasa ini beragam hal perlu dicermati sebelum melakukan investasi mulai dari legalitas, pengelolaan dananya, produk yang dihasilkan, sistem pendistribusian deviden saham, termasuk investasi yang terjadi di Entitas Skyway Capital perlu diperhatikan sebelum memutuskan untuk berinvestasi.
Pada penelitian ini terdapat dua hal yang menjadi permasalahan, pertama bagaimana pelaksanaan investasi saham di Entitas Skyway Capital. Kedua, bagaimana tinjauan hukum bisnis Islam terhadap investasi saham di Entitas Skyway Capital. Berdasarkan permasalahan di atas, tujuan pertama penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan investasi saham di Entitas Skyway Capital. Kedua adalah mengetahui tinjauan hukum bisnis Islam terhadap investasi saham di Entitas Skyway Capital.
Penelitian ini merupakan penelitian field research dengan tempat virtual office Entitas Skyway Capital. Sumber datanya meliputi data primer yaitu observasi dan hasil wawancara sedangkan data sekundernya diperoleh dari sumber-sumber data rujukan seperti buku, kitab, jurnal dan lainnya. Metode pengumpulan data penelitian ini diperoleh dari observasi, wawancara, dokumentasi sedangkan metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah metode deduktif kualitatif.
Kesimpulan pertama (1) dari penelitian ini adalah Entitas Skyway Capital menawarkan saham melalui para mitranya, dana investor digunakan untuk pengembangan teknologi Skyway, Investor mendapat sertifikat saham sebagi bukti penyertaan dana investasi. Ketentuan deviden atau bagi hasil dibagikan atas keuntungan yang diciptakan perusahaan setiap tahunnya dengan rumusan 20:80 persen. Kesimpulan kedua (2) adalah ditinjau dari teori mud{a@rabah baik rukun dan syaratnya sudah sesuai, mulai dari dua orang yang melakukan akad (al ‘aqidani), shighat (ijab dan kabul), modal (ma'qud 'alaih), pekerjaan dan laba. Sedangkan praktik pembagian dividen sebesar 20 persen yang hanya dibagikan kepada pemegang saham preferen saja menjadi sesuai dengan adanya klausul dalam memorandum investasi.