Praktik Jual Beli Kluwih di Tanah Milik Negara Bangilan Kapas Bojonegoro perspektif Madzhab Imam Syafi'i

gmPenelitian ini merupakan penelitian tentang jual beli kluwih di tanah milik negara yang terjadi di desa Bangilan kecamatan Kapas, jadi peristiwa jual beli tersebut dilakukan oleh salah satu warga di desa bangilan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan berjualan kluwih yang dia tanam di tanah milik negara yang bertempatkan samping jalan raya desa yang notabennya tanah itu atas nama desa yang seharusnya digunakan atas ijin dari pihak desa namun salah satu masyarakat tersebut dalam penggunaannya tanpa meminta izin dari desa namun langsung saja digunakan untuk kebutuhan pribadinya. Penelitian ini dilakukan untuk menjawab rumusan masalah (1) Bagaimana praktik jual beli kluwih di tanah milik negara di desa Bangilan kecamatan Kapas (2) bagaimana hukum jual beli kluwih di tanah milik negara menurut pendapat Mazdhab Imam Syafi’I. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui praktik jual beli kluwih di tanah milik negara di desa Bangilan kecamatan Kapas, serta mengetahui apa hukum jual beli kluwih tersebut menurut pandangan mazdhab Imam Syafi’I. Penelitian ini merupakan field research, dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yang bertempat di Desa Bangilan Kecamatan Kapas Kabupaten Bojonegoro. Sumber data yang digunakan meliputi data primer yaitu di peroleh dari observasi dan wawancara sedangkan data sekunder diperoleh dari buku-buku dan kitab-kitab yang berhubungan dengan objek penelitian. Sedangkan metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah metode deskriptif analitik dengan menggunakan teori Al- Ba’I, dan teori Al-Milk Ad-Daulah. Metode penelitian yang di gunakan oleh peneliti adalah sesuai dengan jenis penelitiannya yakni menggunakan pendekatan kualitatif yang mengacu pada penelitian lapangan, yang data-data yang diperoleh diambil dari lapangan tempat penelitian, meliputi observasi dan wawancara serta pengumpulan data-data melalui dokumentasi. Hasil dari penelitian : 1) di desa Bangilan kecamatan Kapas, terdapat salah satu warganya yang menjual kluwih di pasar, kluwih yang dijual tersebut merupakan kluwih yang ditanamnya sendiri dan dirawatnya sendiri, namun kluwih tersebut letak penanamannya bukan ditanah milik pribadi si penanam namun berada di tanak milik negara yang berada di samping jalan raya didesa Bangilan, setelah waktunya panen orang tersebut memetik kluwih sendiri yang letalnya tak jauh dari rumahnya itu untuk dijual dipasar yang lumayan jauh pula dengan rumahnya. 2) Praktik jual beli kluwih ditanah milik negara yang diteliti oleh peneliti tersebut merupakan praktik yang tidak diperbolehkan oleh hukum, karena dari segi syarat yakni kepemilikan kluwih yang diperjual belikan bukan dari tanah atas nama sendiri melainkan dari tanah milik pemerintah yang dari penjualnya belum meminta izin resmi dari pemerintah untuk melakukan pengolahan tanahnya.