TINJAUAN HUKUM EKONOMI SYARIAH TERHADAP PESANAN GIFT BOX DI TOKO DEE.GIFT DESA PACUL KECAMATAN BOJONEGORO KABUPATEN BOJONEGORO

Gift box sebuah desain kotak untuk memberi hadiah pada orang lain, dengan memberikan kesan menarik dan unik. Transaksi jual beli online memiliki kemiripan dengan akad salam. Dalam pemesanan gift box ditoko Dee.gift yang cara pembayarannya dilakukan di awal setelah akad selesai adapun penyerahan barang di kemudian hari, maka dalam hal itu, sering terjadi tidak lepas dari hal-hal negatif seperti penipuan yaitu barang yang datang tidak sesuai pesanan konsumen. Rumusan masalah dari penelitian ini bagaimana praktik terhadap pesanan gift box di toko Dee.gift Desa Pacul Kecamatan Bojonegoro Kabupaten Bojonegoro. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui praktik terhadap pesanan gift box di toko Dee.gift Desa Pacul Kecamatan Bojonegoro Kabupaten Bojonegoro dan untuk mengetahui tinjaun hukum ekonomi syariah terhadap pesanan gift box di toko Dee.gift Desa Pacul Kecamatan Bojonegoro Kabupaten Bojonegoro. Jenis pendekatan yang digunakan adalah penelitian langsung di lapangan dengan melibatkan responden sebagai pelaku transaksi jual beli online meliputi penjual, dan pembeli di toko Dee.gift. Penelitian meliputi peneliti sendiri, alat tulis, alat dokumentasi, dan internet searching, teknik pengumpulan data terdiri dari observasi, wawancara dan dokumentasi peneliti memperoleh analisis menggunakan analisis analisis kualitatif dengan langkah reduksi data, penyajian, penarikan kesimpulan dan pengujian keabsahan. Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa dalam praktik pesanan gift box di toko Dee.gift yaitu ada penjual yang menawarkan barang melalui media sosial sedangkan pembeli membeli barang dengan kesepakatan terlebih dahulu melalui pesan pribadi. Dalam praktik pesanan gift box tidak sesuai dengan prinsip bai’ salam, yaitu dimana barang yang dipesan tidak sesuai dengan barang yang datang dan waktu terkadang tidak sesuai dengan kesepakatan awal memesan dan barang yang sudah dibeli tidak boleh dikembalikan. Sedangkan dalam teori khiyār juga belum sesuai karena hak khiyār nya hilang dalam transaksi jual beli yang seharusnya melekat pada hak khiyār tersebut kepenjual maupun pembeli. Kalau hak khiyār nya hilang sama saja seperti la>zimun min ahadi al tharafain padahal dalam akad salam la>zimun min al tharafain (kesepakatan dari kedua belah pihak yang tidak bisa dibatalkan).