ANALISIS PEMBIAYAAN USAHA MIKRO OLEH PERUSAHAAN DAERAHBANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) BOJONEGORO KERJASAMA DENGAN BAZNAS KABUPATEN BOJONEGORO PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional) Bojonegoro bekerja sama dengan PD. BPR Bank Daerah Bojonegoro memberikan pembiayaan usaha mikro dengan prinsip Syariah kepada masyarakat yang memiliki usaha serta aktif berjamaah di masjid. Dalam hal ini, pihak BPR mengambil keuntungan yang dibebankan kepada BAZNAS serta keuntungan tersebut diata-suamakan uang pembinaan atau pendampingan dan administrasi. Be.sar persentase keuntungan diambil dari jumlah uang pembiayaan. Jadi, nasabah hanya membayar pokok dari pinjaman. Berdasarkan hal tersebut, pembiayaan yang dilakukan oleh BPR kerjasama dengan BAZNAS ini terdapar indikasi adanya unsru riba dau lilah. Indikasi riba karena pihak BPR mengambil keuntungan dari pegrbiayaan yang berakad qard al-fusan meskipnn dibebankan kepada BAZNAS. Sedangkan indikasi lilah karena BAZNAS menyalurkan dana ke Lembaga konvensional. Penelitian ini dilakukan untuk menjawab rumusan masalah yaitu bagaimana praktik pembiayaan usaln mikro oleh BPR Daerah Bojonegoro kerjasama dengan BAZNAS Bojonegoro serta bagaimana analisis pembiayaan usaha mikro oleh BPR kerjasama dengan BAZNAS perspektif hulium lslam. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan dan menjeiaskan praktik pembiayaan super mikro oleh BPR kerjasama BAZNAS serta mcnganalisis praktik pembiayaan tersebut perspektif hukum Islam. Penelitian ini merupakan penelitian field research, dengut menggunakan pendekatan kualitatif sumber datanya meliputi data primer dan sekunder, dari data primer diperoleh hasil observasi dan wawancara yang berhubungan dengan praktik pembiayaan usaha mikro tersebut. Sedangkan dari data sekunder diperoleh atau dikumpulkan dari sumber-surnber yang telah ada, yaitu laporan-laporan penelitian terdahulu, buku-buku tentang fikih muamalah, kitab-kitab fikih klasik yang menjelaskan tentang qard al-husan, dan wakalah bi al-ujrah, dan hilah. Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif analisis dengan menggunakan pola pikir induktif. Dari hasil penelitian diketahui bahwa BAZNAS bersegmentasi pada nonprofit (tabarru’) ataumenolgng pengusaha UMKM yang terpilih dengan membayar uang administasi sebesar 1% dan uang pendampingaa 6% kepada BPR atas pembiayaan yang dilakukan oleh pengusaha tersebut. Dana yang diberikan BAZNAS kepada BPR berasal dari infak. Menurut BPR usaha mikro adalah usaha yang memiliki omzet di bawah Rp. 50.000.000,- Akad antara BAZNAS dengan BPR dikategorikan sebagai wakilah bi al-ujrah dan akad antara BPR dengan nasabah digolongkan ke dalam qard al-hasan. Saran dari penulis adalah program pembiayaan super mikro ini diharapkan terus berjalan dan dikembangkan dan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro mendukung kerjasama ini dan memilih Lembaga Keuangan Syariah bukan konvensional agar pengimplementasian teori akad maupun hukum Islam lebih tepat dan sesuai.