TINJAUAN ‘URF TERHADAP TAJDIDUN NIKAH SEBAGAI SARANA TOLAK BALA DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN RENGEL KABUPATEN TUBAN

Banyak sekali ditemukan berbagai kebiasaan atau kepercayaan tertentu di berbagai daerah, salh satunya yang terjadi di Desa Sumberejo Kecamatan Rengel terdapat sebuah tradisi pembaruan akad nikah atau tajdidun nikah sebagai sarana tolak bala, sementara masyarakat Desa Sumberejo melakukan paktik tersebut karena kepercayaan dapat menolak bala yang timbul selama pernikahan. Praktik ini akan memicu polemik di masyarakat tentang bagaimana hukum tajdidun nikah secara ‘urf, cara praktik pelaksanaan tajdidun nikah dankepercayaan terhadap hal hal buruk atau tathoyyur Rumusan masalah dalam penelitian ini meliputi bagaimana tinjauan ‘urf terhadap tajdidun nikah, dan bagaimana praktik tajdidun nikah yang terjadi di Desa Sumberejo , sementara yang melatar belakangi adanya penelitian ini adalah maraknya tradisi tajdidun nikah yang terjadi di Desa Sumberejo Kecamatan Rengel karena kepercayaan masyarakat mengenai pembaruan akad nikah dapat menghindarkan bala. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tinjauan ‘urf tetang kebiasaan tajdidun nikah sebagai sarana tolak bala oleh masyarakat desa Sumberejo Kecamatan Rengel. Adapaun jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian lapangan atai field research. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan cara observasi dan wawancara. Strateg analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan strategi analisis interaktif. Data yang sudah diperoleh kemudian diolah dnegan menggunakan metode deskriptif dan dianalisa menggunakan teori ‘urf. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa praktik tajdidun nikah sebagai sarana tolak bala yang terjadi di Desa Sumberejo Kecamatan Rengel Kabupaten Tuban merupakan ‘urf shahih dan dapat dilakukan berulang ulang jika tidak ada dalil yang mengharamkannya secara jelas dan pasti. Sementara kepercayaan maysarakat terhadap adanya hal-hal buruk atau tathoyyur merupakan hal yang salah, dan bertenangan dengan ajaran islam, sementara Nabi melarang adanya kepercayaan terhadap tathoyyur dan memilih untuk tafaul.