Analisis Praktik Arisan Motor dengan Sistem Lelang di CV. Amanah di Desa Bendo Kecamatan Kapas Kabupaten Bojonegoro Prespektif Hukum Ekonomi Syariah

Arisan Motor dengan sisitem lelang dilaksanakan setiap bulan dengan harga lelang motor yang berbeda dimana peserta yang memperoleh nanti diantara yang bersedia mengikuti lelang dan tentunya dari lelang yang paling tinggi mereka yang berhak mendapatkan motor tersebut, Sehingga terkesan kurang adil bagi yang melelang pertama dan di bulan-bulan awal. Mereka membayar arisan setiap bulannya jadi lebih mahal yaitu Rp.1.650.000 dibadingkan dengan peserta yang memilih mendapatkan arisan akhir yaitu Rp.1.425.000 pertemuan dilaksanakan setiap bulan secara berkala sampai semua anggota memperolehnya dan yang sering terjadi adalah pada saat pencairan atau realisasi masih ada peserta arisan yang belum membayar karena dalam arisan ini tidak sekaligus pada waktu si pelelang dinyatakan sebagai pemenang dan uang tidak sekaligus diterimakan akan tetapi masih menunggu sampai semua peserta arisan membayar. Berdasarkan permasalahan di atas tujuan pertama penelitian ini adalah menjelaskan “Praktik arisan motor dengan sistem lelang di CV. Amanah Desa Bendo Kecamatan Kapas Kabupaten Bojonegoro dan Tinjauan Hukum Ekonomi Syariah terhadap praktik arisan motor dengan sistem lelang jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian lapangan (field research) yaitu dengan mencari data langsung ke lapangan. Metode pengumpulan data penelitian ini diperoleh dari observasi, wawancara, dan dokumentasi sedangkan metode yang di gunakan untuk menganalisis data adalah metode deskriptif analitik dengan menggunakan teori takaful dan muza>yadah. Dalam Hukum Ekonomi Syariah praktik praktik “Arisan Motor dengan sistem lelang di CV. Amanah Desa Bendo Kecamatan Kapas Kabupaten Bojonegoro termasuk jenis arisan motor dengan sistem lelang yang masuk dalam teori takaful Dalam fiqh mu’amalah takaful adalah saling memikul resiko di antara sesama muslim sehingga antara satu dengan yang lainnya menjadi penanggung atas resiko yang lainnya. Saling pikul resiko dilakukan atas dasar saling tolong menolong dalam kebaikan dengan cara, setiap orang mengeluarkan dana kebajikan atau tabarru’ yang ditujukan untuk menanggung resiko dan menurut teori muza>yadah menurut al-Kasni dan Ibn Human, ulama dari Mazhab Hanâfi mengatakan jual beli lelang (muza>yadah) tidak dilarang karena Rasulullah Saw. secara pribadi mempraktikkan hal tersebut. Ada pendapat ulama yang membolehkan hukum lelang, tapi ada juga yang memakruhkannya karena terdapat sumber hukumnya yang berbeda. Jumhur (mayoritas ulama) membolehkan lelang, dasarnya adalah apa yang dilakukan langsung oleh Rasulullah SAW.