TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI TIKET KERETA API INDONESIAMELALUI CALODISTASIUN KERETA API BOJONEGORO

Kereta api merupakan salah satu transportasi dengan nilai yang lebih tinggi dibanding trasnportasi lain karena lebih cepat, efisien dan memberikan kepastian waktu karena terbebas dari kemancetan, namun dibalik kemajuan dan kepastian yang ada pada kereta api ada beberapa masalah yang terjadi diantaranya pada pembelian tiket kereta api, meski PT KAI telah menyediakan berbagai cara untuk mendapatkan tiket kereta tetapi masih terjadi penjualan tiket kereta diluar PT KAI. Maksudnya, ada pihak ketiga yang menjual tiket kereta dengan harga yang lebih tinggi dari harga resmi, dimana sistem ini sama dengan yang jual beli melalui calo. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab rumusan masalah bagaimana praktik jual beli tiket PT. KAI di stasiun Bojonegoro melalui calo, dan bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap praktik jual beli tiket kereta api Indonesia melalui calo di stasiun Bojonegoro. Dapat dikatakan bahwa tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan, mengetahui dan menganalisis praktik jual beli tiket kereta api Indonesia melalui calo di stasiun Bojonegoro. Serta mendeskripsikan tinjauan hukum Islam terhadap praktik jual beli tiket kereta api Indonesia melalui calo di stasiun Bojonegoro. Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian dengan data yang di peroleh dari penelitian langsung pada kegiatan di lapangan. Sifat penelitian yang digunakan penyusun adalah deskrptif analitik, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta terhadap apa yang terjadi saat ini. Data primer bersumber dari hasil penelitian baik observasi maupun wawancara yang meliputi wawancara dengan narasumbernya (Pihak ketiga yang menjual tiket selain dari PT. KAI). Sedangkan Sumber data sekunder didapat dari buku-buku, surat kabar berupa karya ilmiah seperti bahan pustaka, jurnal dan lain sebagainya serta bahan lainnya yang terkait dengan penelitian. Dari pembahasan penelitian ini dapat disimpulkan beberapa hal, yang pertama, Praktik jual beli tiket KAI di stasiun Bojonegoro melalui calo adalah jual beli adanya kedua belah pihak antara calon pembeli tiket dan penjual, calon penumpang ditawari oleh pihak ketiga untuk membelikan tiket yang diinginkan oleh calon penumpang, tiket KAI sudah didapat oleh pihak ketiga maka calon penumpang membeli tiket KAI dengan sesuai harga tiket,, dua belah pihak sudah bertemu antara pembeli tiket KAI dan calon penumpang. Sebagai ganti dari tenaganya, calon penumpang memberikan upah. Praktik jual beli tiket KAI di stasiun kereta api Bojonegoro melalui calo sudah sesuai menurut hukum Islam dengan menggunakan teori ijarah dan samsarah. Saran untuk pembeli pada umumnya diharapkan untuk berpartisipasi sehingga pembeli bisa mendapat tiket terlebih dahulu, tidak mendadak dalam membeli tiket tersebut.