TINJAUAN HUKUM EKONOMI SYARIAH TERHADAP JUAL BELI KAMBING YANG BELUM CUKUP UMUR UNTUK AKIKAH DAN KURBAN DI DESA NGUMPAKDALEM KECAMATAN DANDER KABUPATEN BOJONEGORO

Seiring dengan perkembangan zaman saat ini dalam memenuhi kebutuhannya, pelaku jual beli juga harus memperhatikan bahwa dalam melakukan suatu usaha jual beli tentunya harus sesuai dengan aturan-aturan yang ditetapkan oleh hukum Islam. Penjual dan pembeli melakukan transaksi jual beli hendaknya berlaku jujur apa adanya, berterus terang dan mengatakan yang sebenarnya. Seperti halnya jual beli kambing yang berada di Desa Ngumpakdalem Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro, dimana penjual menjual kambing yang belum cukup umur, sedangkan dari pihak pembeli, membeli kambing yang cukup digunakan untuk akikah dan kurban. Pada praktik jual beli tersebut ada unsur-unsur yang tidak sesuai dengan kriteria atau ketentuan dalam hal jual beli. Untuk itu penulis akan menguraikan praktik jual beli kambing yang belum cukup umur untuk akikah dan kurban dalam prespektif Hukum Ekonomi Syariah. Penelitian yang dilakuakan oleh peneliti merupakan penelitian lapangan (field research) dengan tempat penelitian di Desa Ngumpakdalem Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro. Sumber data primer yang diambil oleh penulis dari hasil penelitian baik obsevasi maupun wawancara dengan penjual kambing, pembeli kambing, dan juga masyarakat sekitar, sumber data sekunder diperoleh dari buku-buku kitab fikih, jurnal dan internet. Metode pengumpulan data penelitian ini diperoleh dari observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah metode deskriptif analitik. Teori Bai’, Teori Syuru>t Al-Mudhoha> Wa Al-Mu’a>qah, dan Gharar. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dapat disimpulan bahwa: (1) Praktik jual beli kambing di Desa Ngumpakdalem Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro, terjadi permasalahan dalam akad jual beli yang dilakukan oleh penjual dan pembeli kambing, yang pertama dari kedua belah pihak telah sepakat dalam harga yang di tetapkan pada transaksi jual beli tersebut. Akan tetapi di akhir transaksi ada kecacatan dalam barang, yaitu kambing dihantarkan oleh penjual belum memenuhi syarat untuk digunakan akikah dan kurban. Yang kedua, pembeli merasa dirugikan karena harus membeli kambing lagi yang sesuai dengan syarat dan ketentuan untuk akikah dan kurban. (2) Praktik jual beli kambing yang belum cukup umur untuk akikah dan kurban di Desa Ngumpakdalem Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro ditinjau dari Hukum Ekonomi Syariah, masuk dalam jual beli gharar dan dinyatakan tidak sah, dari pihak pembeli merasa dirugikan, karena kambing yang di beli tidak sesuai dengan apa yang di inginkan oleh pembeli yaitu tidak memenuhi syarat untuk kegunaan akikah dan kurban.