UPAYA MENUMBUHKAN KARAKTER CINTA NABI SAW BAGI SANTRI MELALUI KEGIATAN DIBA’ DI PONDOK PESANTREN AL ROSYID KENDAL DANDER BOJONEGORO

Mencintai Nabi Muhammad SAW merupakan kewajiban semua umat Islam. Kecintaan terhadap Nabi Muhammad SAW sebagai sumber kekuatan didalam hati dan sering disebut dengan the power of love atau kekuatan cinta. Terdapat banyak ayat Al Qur’an maupun Hadits yang menerangkan tentang anjuran mencintai Rasulullah SAW. Salah satu cara mewujudkan rasa cinta terhadap Rasulullah SAW adalah melalui pembacaan shalawat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Bagaimana Upaya Menumbuhkan Karakter Cinta Nabi SAW Bagi Santri Melalui Kegiatan Diba’ di Pondok Pesantren Al Rosyid Kendal Dander Bojonegoro. (2) Apa saja Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Dalam Upaya Menumbuhkan Karakter Cinta Nabi SAW Bagi Santri Melalui Kegiatan Diba’ di Pondok Pesantren Al Rosyid Kendal Dander Bojonegoro. Untuk mencapai tujuan diatas, digunakan jenis penelitian kualitatif deskripif. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan untuk menganalisi data, penulis lakukan dengan cara menelaah seluruh data, mereduksi data, menyajikan data, dan menyimpulkan/verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: karakter cinta Nabi Muhammad SAW telah terealisasikan dengan baik di Pondok Pesantren Putri Al Rosyid Kendal Dander Bojonegoro. Realisasi karakter cinta Nabi Muhammad SAW telah diwujudkan dalam program kegiatan mingguan Pondok Pesantren Putri Al Rosyid. Upaya menumbuhkan karakter Cinta Nabi Muhamad SAW didukung dengan adanya kegiatan Pembacaan Shalawat Diba’, kegiatan ini telah berjalan sejak Pondok Pesantren Al Rosyid berdiri. Pelaksanannya yakni pada hari kamis malam jum’at dan di hadiri oleh seluruh santri putri serta para ustadzah yang bernaung di Pondok Pesantren Putri Al Rosyid. Adapun faktor pendukung dalam upaya menumbuhkan karakter cinta Nabi SAW adalah sarana dan prasarana, lingkungan yang relevan, kemauan yang kuat, tujan dan niat yang benar, adanya dorongan dan motivasi. Untuk menyeimbangi maka ada pula faktor penghambat yakni waktu pelaksanaan yang cukup lama, kejenuhan, kurangnya onovasi, dan kreasi.