ANALISIS HUKUM EKONOMI SYARIAH TERHADAP PENGGUNAAN AKSES WI-FI TANPA IZIN PEMILIKNYA DI WARUNG KOPI “MBAK WATI” DESA WADANG KECAMATAN NGASEM KABUPATEN BOJONEGORO

Warung kopi Mbak Wati Desa Wadang kecamatan Ngasem kabupaten Bojonegoro merupakan warung yang menjual aneka makanan dan minuman dingin dan hangat. Rata-rata konsumennya adalah anak-anak sekolah dasar dan sebagian orang dewasa. Saat pandemi keberadaan warung Wi-fi Mbak Wati ini sangat di butuhkan bagi masyarakat sekitar karena dapat membantu anak anak mereka yang sedang belajar secara daring dan tidak perlu membeli kuota internet. Namun muncul permasalahan ketika ada pembeli yang nakal menggunakan akses Wi-fi secara ilegal atau tanpa sepengetahuan pemilik warung. Hal ini jelas merugikan pemilik warung karena jaringan internetnya menjadi lemot dan pemiliknya tidak mendapat tambahan pemasukan dari usaha wi-finya. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan tempat di Desa Wadang Kecamatan Ngasem Kabupaten Bojonegoro. Sumber datanya meliputi data primer, yaitu observasi dan hasil wawancara. Sedangkan data sekundernya diperoleh dari sumber-sumber data seperti buku, kitab fikih, jurnal internet dan lainya. Teknik pengumpulan penelitian ini diperoleh dari observasi, wawancara, dan dokumentasi sedangkan metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah metode kualitatif. Pada penelitian ini terdapat dua hal yang menjadi permasalahan, (1) Bagaimana Praktik penggunaan akses Wi-fi tanpa izin pemiliknya di warung kopi Mbak Wati Desa Wadang Kecamatan Ngasem Kabupaten Bojonegoro. (2) Bagaimana tinjauan hukum ekonomi syariah terhadap penggunaan akses Wi-fi tanpa izin pemiliknya di warung kopi “Mbak Wati” Desa Wadang Kecamatan Ngasem Kabupaten Bojonegoro. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Izin dan teori Ghas{ab. Dengan demikian Praktik penggunaan Wi-fi dengan cara meng-hack atau mengambil jaringan atau menggunakan Wi-Fi orang lain tanpa izin sehingga dapat memperoleh internet secara gratis di Warung kopi Mbak Wati desa wadang kecamatan Ngasem merupakan perilaku meng-ghasab. Hal ini dikarenakan adanya seseorang yang menggunakan sesuatu yang bukan haknya atau miliknya, tanpa adanya izin dari pemilik warung Wi-fi itu. Hal semacam itu menurut pandangan hukum ekonomi syariah jelas dilarang (hukumnya haram) karena sangat merugikan bagi pihak pemilik warung, dimana pemilik Wi-Fi mengunci jaringannya dengan password yang sedemikian rupa, tapi pelaku malah meng hack dengan men-donwload berbagai softwere atau aplikasi dan bahkan ada yang mengganti password pemilik Wi-Fi tanpa sepengetahuannya.