TINJAUAN HUKUM EKONOMI SYARIAH DAN UNDANG-UNDANG HAK CIPTA TERHADAP JUAL BELI SCREEN RECORDING KONSER ONLINE BEYOND LIVE (Studi Kasus Pada Akun Instagram @pinkystream)

Penelitian ini dilatar belakangi oleh kegiatan jual beli Screen Recording konser online Beyond LIVE yang dilakukan oleh Instagram @pinkystream dan follower Instagramnya, yang dalam praktiknya terjadi hal yang keliru dari semestinya. Dimana yang seharusnya membeli tiket resmi melalui pihak resmi, tetapi pembeli justru membeli dan menonton konser melalui pihak yang tidak resmi demi mendapatkan harga yang lebih murah dari harga semestinya.
Penelitian Ini dilakukan untuk menjawab rumusan masalah terkait bagaimana praktik Praktik jual-beli, serta Bagaimana Tinjauan Hukum Ekonomi Syriah dan Undang-Undang hak Cipta terhadap praktik jual-beli Screen Recording konser online Beyond LIVE pada akun Instagram @pinkystream. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui praktik jual-beli dan tinjauan Hukum Ekonomi Syriah dan Undang-Undang hak Cipta terhadap praktik jual-beli Screen Recording konser online Beyond LIVE pada akun Instagram @pinkystream.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field research). Untuk sumber data primer diperoleh dari observasi dan wawancara, sedangkan sumber data skundernya yakni dari buku, jurnal, internet. Teknik pengumpulan data diperoleh dari wawancara, observasi, dokumentasi. Teori yang digunakan yaitu jual beli dalam Islam, hak milik dalam Islam dan Undang-Undang Hak Cipta Nomor 28 Tahun 2014.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: pertama, praktik jual beli screen recording konser online Beyond LIVE dalam praktinya, penjual membeli tiket resmi konser dari aplikasi Beyond LIVE seharga Rp 400.000,00 hingga Rp 700.000,00 , kemudian melakukan siran lansung dan screen recording pada saat berlangsungnya konser tersebut. Kedua, dalam konteks hukum Ekonomi Syariah praktik tersebut dianggap tidak sah dan terlarang karena menggunakan hak cipta milik orang lain tanpa izin legal dari pemegang hak cipta. Hak akses pembelian tiket resmi oleh pinkystram pada aplikasi Beyon LIVE dianggap Milk Al-Naqis}, yaitu kepemilikan tidak utuh, dimana dalam pembelian tersebut pinkystrem hanya diberi wewenang untuk menonton sendiri tanpa bisa digandakan, didistribusikan, ataupun dikomesilkan dimana dalam Hukum Ekonomi Syari’ah kepemilikan hak cipta disebut H}aq Al-ibtika>r, hal ini kerena hak kepemilikan barang merupakan hak orang lain. Ketiga, menurut Undang-Undang Hak Cipta kegiatan tersebut termasuk dalam pelanggaran hak cipta, karena terdapat kegiatan komersil, penggandaan konten dan pendistribusian tanpa ada izin legal dari pemilik, kegiatan screen recording tersebut merupakan pelanggaran sebagaimana telah di sebutkan dalam Pasal 12 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.