TINJAUAN HUKUM EKONOMI SYARIAH TERHADAP JUAL BELI MAKANAN KATIMUMUL DI DESA TAMBAKREJO KECAMATAN TAMBAKREJO KABUPATEN BOJONEGORO

Hewan Katimumul adalah hewan serangga sejenis kumbang yang biasanya disebut kumbang puthul (Holotrichia Hilleri), Kumbang ini mempunyai ukuran panjang sekitar 1,2-1,4 cm, bentuk tubuhnya bulat agak panjang dan mempunyai tiga pasang kaki. Katimumul ini biasanya muncul saat awal musim hujan, biasanya terlihat pada waktu senja dan banyak ditemui ketika malam hari di dedaunan seperti daun pisang. Katimumul adalah serangga yang dikonsumsi oleh masyarakat Tambakrejo sejak jaman dulu hingga sekarang, sehingga sudah menjadi tradisi di Desa Tambakrejo Kecamatan Tambakrejo Kabupaten Bojonegoro. Peneliti akan membahas praktik jual beli makanan Katimumul perspektif Hukum Ekonomi Syariah. Rumusan masalah dari penelitin ini meliputi bagaimana hukum mengonsumsi makanan Katimumul, bagaimana praktik jual beli makanan Katimumul, dan bagaimana Tinjauan Hukum Ekonomi Syariah terhadap jual beli makanan Katimumul oleh warga Desa Tambakrejo. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hukum memakan hewan Katimumul, untuk menganalisis praktik jual beli makanan Katimumul, dan menjelaskan tinjauan Hukum Ekonomi Syariah terhadap jual beli makanan Katimumul oleh warga Desa Tambakrejo Kecamatan Tambakrejo Kabupaten Bojonegoro. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research). Sumber datanya meliputi data primer yaitu observasi dan wawancara, sedangkkan data skundernya diperoleh dari buku-buku kitab fiqih, jurnal dan internet. Metode pengumpulan data penelitian ini diperoleh dari observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah metode deskriptif analitik. Teori yang digunakan adalah Jual Beli dan teori Hewan yang Halal dan Haram Dimakan. Berdasarkan hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa: Jual beli Katimumul jika ditinjau dari hukum hewan yang halal dan haram, maka Katimumul di halalkan karena termasuk hewan serangga yang tidak membahayakan, tidak beracun, bukan hewan buas dan tidak menyengat, mayoritas ulama Malikiyah menghukumi halal, dan jika ditinjau dari ṭayyibāt dan khabā′iṡ, katimumul dianggap sebagai makanan yang lezat, enak dan tidak menjijikkan untuk dimakan, maka kebiasaan masyarakat Tambakrejo mengkonsumsi katimumul yang dianggap lezat dan tidak ada efek samping apapun itu dipebolehkan. Praktik jual beli makanan Katimumul dilakukan dengan cara mencari Katimumul dahulu hingga terkumpul banyak kemudian di tawarkan kepada warga sekitar, juga promosi melalui social media. Jual beli Katimumul ini sudah memenuhi rukun dan syarat jual beli, Jika dilihat dari segi objek atau barang yang diperjual belikan merupakan barang yang halal karena Katimumul termasuk objek yang dihalalkan dan mengandung manfaat.