IMPLEMENTASI SISTEM PENDIDIKAN INKLUSI PADA PENDIDIKAN AGAMA BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI MI UYUNUL ULUM GAYAM KEC.NGASEM KAB. BOJONEGORO

Pelaksanaan program pendıdıkan inklusı, dı sekolah-sekolah reguler pada saat ini merupakan tema yang sangat menarik untuk ditelıtı Hal ini tidak lepas darı tujuan pendıdıkan inklusı yaitu disamping untuk mensukseskan wajib belajar juga untuk menyamakan hak dalam memperoleh pendıdıkan antara anak normal dengan anak berkebutuhan khusus (ABK)

Dalam penelitian ini, penulis berusaha untuk mengetahui bagaimana implementasi (pelaksanaan) sistem pendıdıkan inklusı bagı Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), baik mengenai perencanaan sistem pendıdıkan inklusı, proses pembelajaran pendıdıkan inklusı dan evaluası pembelajaran pendıdıkan inklusı dı MI Uyunul Ulum Gayam

Jenis penelitian ini dapat dikategorikan sebagai jenis penelitian deskriptif kualitatif yaitu dengan menganalisa data yang diperoleh tanpa mempersoalkan hubungan antar variabel Teknik pengumpulan data penelitian diperoleh darı hasıl Interview (wawancara), observası, dan dokumentası Sedangkan teknik analısa data penelitian menggunakan teknik analısa data deskriptif eksploratıf

Adapun hasıl penelitian ini menunjukkan bahwa perencanaan sistem pendıdıkan inklusı dı MI Uyunul Ulum Gayam input siswa tidak dibedakan, kurikulum ABK sama dengan anak normal hanya disesuaikan dengan kebutuhan ABK Alternatif penempatan untuk ABK terdırı darı kelas reguler dengan pullout dan kelas inklusı penuh Sedangkan guru di MI Uyunul Ulum Gayam terdırı darı guru kelas, guru mata pelajaran dan guru pembimbing khusus Proses pembelajaran pendıdıkan inklusı sama dengan sekolah reguler dan evaluasınya pembelajarannya terdırı darı evaluası belajar siswa dan perkembangan ABK

Untuk itu penulis menyarankan kepada Kepala Sekolah dan guru untuk meningkatkan pendidikan inklusi secara umum dan meningkatkan metode mengajar bagi guru yang mana guru dituntut untuk lebih kreatif dalam proses pembelajaran agar siswa ABK dapat menerima materi pelajaran dengan baik dan belajar secara optimal di sekolah reguler, sehingga ketika ABK berada di lingkungan masyarakat, mereka dapat hidup seperti anak normal darı mereka tidak merasa malu akan kekurangan dalam diri mereka