REPRESENTATIVE MONEY DAN FIAT MONEY SEBAGAI ALAT TUKAR PERSPEKTIF WAHBAH ZUHAILI

Uang merupakan aset likuid yang mudah berputar dalam ekonomi individu, badan bisnis maupun pemerintahan. Diskusi mengenai evolusi uang terus bergulir mengiringi perkembangan ekonomi dunia. Tahapan uang dijadikan sebagai alat tukar dimulai pada masa barter, komoditas barang, hingga uang kertas. Tiap masa tersebut hingga sekarang menuai berbagai respon dari kalangan ahli ekonomi, khususnya ilmuwan Islam. Wahbah zuhaili merupakan ilmuwan muslim kontemporer yang banyak merespon fenomena baru dengan nilai moderat berasaskan Islam. Tak luput pada pembahasan ekonomi uang. Khazanah ekonomi Islam dan Wahbah masih banyak dibutuhkan. Penelitian ini fokus pada bagaimana konsep Uang dalam Ekonomi Islam dan Non Islam?; Bagaimana konsep representative money dan fiat money?; Bagaimana konsep representative money dan fiat money perspektif Wahbah Zuhaili ?. Metode penelitian yang digunakan ialah Studi Literatur, yakni dengan menggali sebanyak-banyaknya literatur yang menyajikan informasi mengenai tokoh dan objek penelitian. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan, memahami, serta menjelaskan konsep Uang dalam Ekonomi Islam dan Non Islam, serta mengerucut pada konsep representative money dan fiat money perspektif Wahbah Zuhaili. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa uang dalam ekonomi Islam dan non Islam berfungsi sebagai alat tukar, alat nilai ukur, dan alat penyimpan kekayaan. Perbedaan mendasarnya pada tujuan dimilikinya uang, jika ekonomi non Islam lebih fokus memprioritaskan keuntungan individu atau kelompok secara maksimal daripada pemerataan kekayaan. Sehingga muncul praktik eksploitasi pada pekerja serta kesenjangan pendapatan antara eksekutif dan pekerja. Sedangkan ekonomi Islam memiliki etika dan tujuan dalam bertransaksi dengan uang, yaitu mengedepankan keadilan sosial dan pemerataan kekayaan. Ekonomi Islam mendorong sistem bagi hasil serta pembagian resiko saat bertransaksi. Representative money merupakan pengganti atas komoditas atau aset tertentu yang berharga, seperti emas, perak, SHM bangunan dan kendaraan mewah. Konsep ini diakui dan diimplementasikan di dunia ekonomi karena memunculkan efektifitas dan efisiensi transaksi. Wahbah menyebut istilah representative money dengan النقود المصرفية, yaitu uang perdagangan yang diterbitkan oleh bank berupa cek serta saham. Cek tersebut dapat ditukarkan dengan uang bagi siapa saja membawanya. Sedangkan fiat money adalah uang kertas yang nilai intrinsiknya tidak sepadan nilai nominalnya. Uang ini disebut juga uang kartal. Uang ini dapat berlaku berdasarkan keputusan pemerintah yang menaunginya, di Indonesia merujuk pada UU No.7 th 2011 tentang Mata Uang. Wahbah menyebut ini dengan istilah النقود الإلزمية, yaitu uang kertas yang sedikitpun tidak dilapisi logam mulia namun memiliki kekuatan resmi berdasarkan instruksi UU negara. Wahbah mengemukakan bahwa kedua jenis uang tersebut berbeda tempat penerbitannya.