PRAKTIK GADAI EMAS DI BANK SYARIAH INDONESIA PERSPEKTIF FATWA DSN-MUI NOMOR 26 TAHUN 2002 DAN HUKUM EKONOMI SYARIAH

Sekarang banyak lembaga keuangan syariah yang menawarkan produk gadai dengan prosedur dan agunan yang sangat mudah. Tak ketinggalan lagi Bank Syariah Indonesia yang memiliki produk gadai dengan agunan emas, daya saing yang dipromosikan pihak bank salah satunya dengan biaya titip barang yang terjangkau dan mudah bagi masyarakat. Tujuan penelitian ini yang pertama untuk menjelaskan pelaksanaan akad Rahn dan akad ijarah pada praktik gadai pada Bank Syariah Indonesia,kedua untuk menjelaskan tinjauan praktik gadai emas perspektif Fatwa DSN MUI Nomor 26 Tahun 2002 di Bank Syariah Indonesia. ketiga untuk menjelaskan tinjauan praktik gadai emas di Bank Syariah Indonesia perspektif hukum ekonomi syariah. Metode penelitian ini penelitian pustaka (library research). Teknik pengumpulan data dari buku fatwa DSN-MUI. Temuan penelitian ini bahwa praktik gadai emas yang terjadi sudah sesuai mengacu yang pertama mekanisme akad rahn dilakukan dengan jaminan dari marhun. Serta ketentuan ijarah yang tidak memberatkan nasabah. Kedua menurut fatwa DSN MUI nomor 26 tahun 2002 praktik gadai emas yang dilakukan mengacu pada fatwa DSN MUI nomor 26 tahun 2002 serta penetapan besar biaya pemeliharaan dan penyimpanan emas di Bank Syariah Indonesia berdasarkan jumlah pinjaman yang diterima nasabah. Ketiga praktik gadai emas di Bank Syariah Indonesia syarat serta rukun akad rahn dan ijarah diperhatikan.
Kata Kunci : Rahn, Rahn emas, ijarah,fatwa DSN-MUI