BERBURU KOIN MELALUI MULUNG KOIN DI APLIKASI TIKTOK PERSPEKTIF HUKUM EKONOMI SYARIAH

Pada pertengahan tahun 2022 banyak pengguna TikTok yang menggunakan live streaming sebagai fitur sayembara atau undian. Fitur tersebut yaitu “Mulung Koin”. Istilah ini dikenal dengan mulung koin karena pengguna live streaming TikTok ini menyediakan kotak harta karun di sebelah kiri bagian atas live streaming yang diatur waktu pembukaan kotak harta karun tersebut. Fitur ini merupakan pemburuan koin kepada viewers yang mengikuti live streaming dan pengguna yang menyediakan kotak harta karun berisikan koin. Dimana viewers bisa menentukan nasib mereka dengan hasil perolehan koin saat kotak harta karun terbuka. Dengan latar belakang yang sudah penulis paparkan tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti bagaimana pendapat perspektif Hukum Ekonomi Syariah terhadap berburu koin melalui mulung koin di aplikasi TikTok.Penelitian ini dilakukan untuk menjawab permasalahan: Bagaimana praktik berburu koin melalui mulung koin di aplikasi TikTok dan bagaimana analisis perspektif hukum ekonomi syariah terhadap praktik mulung koin di aplikasi TikTok. Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui praktik berburu koin melalui mulung koin di aplikasi TikTok dan analisis perspektif Hukum Ekonomi Syariah terhadap praktik berburu koin melalui mulung koin di aplikasi TikTok.Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research). Sumber data pada penelitian ini meliputi data primer yang berasal dari hasil wawancara dan observasi, sedangkan data sekundernya berasal dari buku-buku, kitab fiqih, jurnal, dan internet. Metode pengumpulan data penelitian ini diperoleh dari wawancara, observasi, dan dokumentasi. Adapun data yang diperoleh diolah menggunakan metode deskriptif analitis dengan menggunakan pendekatan kualitatif berdasarkan teori musabaqah.Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa: Praktik mulung koin terdapat sebuah kecepatan tap-tap layar untuk mendapatkan keberuntungan koin yang ada di dalam kotak harta karun. Dari perolehan koin tersebut juga bisa dikonversikan menjadi uang yang mana 10 koin bernilai 1 rupiah. Tetapi dalam hal tersebut ada beberapa ketidakseimbangan antara perolehan dan keterampilan. Sehingga dalam teori akad musabaqah ada beberapa syarat yang menjadikan perlombaan itu belum sesuai dengan yang telah ditentukan. Karena dalam salah satu syarat-syarat akad musabaqah bahwa objek (ma’qud ‘alaih) yang dikompetisikan harus berupa objek yang relevan dan efektif untuk membangun kekuatan dan kesiagaan berjuang di jalan Allah. Selain itu juga mereka akan membeli paket data yang banyak nantinya untuk mengikuti live streaming mulung koin karena berharap mendapatkan koin tersebut. Tetapi jika mereka tidak berhasil mendapatkan koin tersebut mereka akan rugi terhadap paket data yang terkuras banyak untuk mengikuti live mulung koin.