ANALISIS BISNIS JASA PREWEDDING PERSPEKTIF HUKUM EKONOMI SYARIAH (STUDI KASUS DI KECAMATAN SUKOSEWU KABUPATEN BOJONEGORO)

Pernikahan adalah salah satu momen penting dalam kehidupan yang harus diabadikan, hal tersebut terjadi pada masyarakat yang ada di Kecamatan Sukosewu. Bisnis jasa prewedding telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam perencanaan pernikahan pada zaman sekarang dan semakin berkembang dari tahun ke tahun. Di kecamatan Sukosewu ada beberapa pelaku usaha yang bergerak pada bidang bisnis jasa prewedding. Dalam bisnis ini menerapkan asas keterbukaan dan kebebasan berpendapat, yang artinya konsumen atau calon pengantin bisa menentukan kebebasan dalam memilih atau menentukan konsep foto prewedding yang mereka inginkan. Tetapi dalam prinsip tersebut ternyata terdapat unsur khalwat, ikhtilat, dan kasyful aurat. Penelitian ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan bagaimana proses terjadinya praktik bisnis jasa prewedding di Kecamatan Sukosewu? Dan bagaimana hukumnya praktik bisnis jasa prewedding di Kecamatan Sukosewu menurut perspektif hukum ekonomi syariah? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses terjadinya praktik bisnis jasa prewedding di Kecamatan Sukosewu, dan untuk mengetahui hukum dari praktek bisnis jasa prewedding di Kecamatan Sukosewu menurut perspektif hukum ekonomi syariah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian lapangan (Field reseach) dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Karena penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan maka dalam proses pengumpulan data dan pengolahan data-datanya bersumber dari lapangan yang digunakan sebagai lokasi penelitian dengan peneliti melakukan interaksi, wawancara, pengamatan dan penggalian dokumen yang dibutuhkan dalam penelitian. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa dalam praktiknya terdapat unsur khalwat, ikhtilat dan kasyful aurat. Jika ditinjau dari segi ijarah bisnis jasa prewedding yang ada di Kecamatan Sukosewu sudah sah karena dilakukan setelah akad menikah dan dianggap tidak sah apabila dilakukan sebelum menikah karena telah melanggar salah satu rukun dan syarat dalam ijarah. Sedangkan dalam etika bisnis Islam, bisnis jasa prewedding ini telah menyalahi aturan disebabkan telah melanggar salah satu prinsip yang ada dalam etika bisnis Islam yaitu prinsip tauhid/persatuan (keesaan) karena foto prewedding tersebut dilakukan sebelum menikah. Tetapi jika dilakukan sesudah melakukan akad nikah, bisnis jasa prewedding tersebut tetap sah. Oleh karena itu, pemilik usaha perlu mempertimbangkan penerapan prinsip-prinsip ijarah dan etika bisnis Islam dengan pemahaman dan kesadaran yang baik.