KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK (STUDI KOMPARASI PEMIKIRAN AHMAD MAISUR DAN UMAR BARADJA)

Ahmad Maisur Sindi al Thursidi merupakan penulis yang karyanya telah diterbitkan di kalangan tertentu. Dalam salah satu kitabnya, Tanbih al Muta’allim yang memaparkan anjuran untuk menanggulangi krisis akhlak. Selain itu, ada tokoh ulama lainnya yang memiliki karya kitab yang mengulas tentang akhlak, yaitu Syekh Umar bin Ahmad Baraja’. Beliau adalah tokoh ulama’ yang salah satu karyanya mengulas tentang akhlak, yaitu kitab Al-Akhlak Lil Banin. Kedua tokoh ulama tersebut sama-sama menaruh perhatian tinggi terhadap kondisi pendidikan akhlak bangsa. Karena itulah peneliti merasa tertarik untuk mengkaji hal tersebut ke dalam bentuk penelitian ilmiah mengenai bagaimana konsep pemikiran pendidikan akhlak dari kedua tokoh ulama tersebut. Penelitian ini dianggap penelitian kepustakaan (library research) dimana pendekatan yang dilakukan secara kualitatif. sumber data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi terhadap subjek penelitian, yaitu kitab Tanbih Al Muta’alim karya Ahmad Maisur Sindi al-Thursidi dan kitab Akhlaqul Lil Banin karya Umar bin Ahmad Baradja. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis data model analisis mengalir. Hasil penelitian ini antara lain 1) Konsep pendidikan akhlak menurut pemikiran Ahmad Maisur Sindi al Thursidi meliputi akhlak terhadap Allah SWT, akhlak terhadap diri sendiri, akhlak terhadap sesama manusia, dan akhlak terhadap ilmu. Sementara itu, konsep pendidikan akhlak menurut pemikiran Umar bin Ahmad Baradja meliputi akhlak terhadap Allah SWT dan Rasulullah SAW, amanah, berbuat baik kepada kedua orang tua (ibu dan bapak), serta guru, bertoleransi, berdisiplin, bertanggung jawab, berbuat baik kepada teman, memiliki sifat dermawan, rendah hati, dan mencintai lingkungan sekitar. 2) Konsep pendidikan akhlak menurut pemikiran Ahmad Maisur Sindi al Thursidi dan Umar bin Ahmad Baradja memiliki kesamaan pada akhlak terhadap Allah SWT, terhadap diri sendiri, dan akhlak terhadap sesama manusia. Sementara perbedaannya adalah terletak pada konsep pendidikan akhlak terhadap ilmu dimana Ahmad Maisur Sindi al Thursidi lebih menekankan anak untuk memiliki adab terhadap ilmu dengan cara membaca, menelaah, dan mengamalkannya. Lain halnya dengan Umar bin Ahmad Baradja yang lebih menjabarkan secara luas perihal pendidikan akhlak terhadap sesama manusia dimana anak harus bersikap sopan santun terhadap sesama