STUDI KOMPARATIF TERHADAP JASA BLACK CAMPAIGN OLEH BUZZER SARACEN PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK (ITE) DAN HUKUM ISLA

Kemajuan teknologi informasi yang serba digital membawa orang ke dunia bisnis yang revolusioner karena dirasakan lebih mudah, murah, praktis dan dinamis. Di sisi lain, berkembangnya teknologi informasi menimbulkan pula sisi rawan dengan kekhawatiran pada perkembangan tindak pidana di bidang teknologi informasi yang berhubungan dengan cyber crime. Profesi jasa buzzer saracen merupakan salah satu bisnis online yang berhubungan dengan cyber crime yang sedang tren untuk digunakan sebagai black campaign. Cara kerja mereka dalam meraup keuntungan dengan cara menyebarkan isu pencemaran nama baik, berita bohong (hoax) dan ujaran kebencian untuk menjatuhkan lawan politik.
Penelitian ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah: (1) Bagaimana tinjauan undang-undang informasi dan transaksi elektronik (ITE) terhadap jasa black campaign oleh buzzer saracen. (2) Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap jasa black campaign oleh buzzer saracen. Dan (3) Bagaimana komparasi undang-undang ITE dan hukum Islam terhadap jasa black campaign oleh buzzer saracen. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tinjauan undang-undang ITE dan hukum Islam terhadap jasa black campaign oleh buzzer saracen, dan komparasi undang-undang ITE dan hukum Islam terhadap jasa black campaign oleh buzzer saracen.
Jenis penelitian ini adalah penelitian Library Research. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah data pustaka, jadi data utama yang menjadi penelitian ini adalah literature yang berkaitan dengan mekanisme buzzer saracen dalam melakukan black campaign dan hukum yang mengakomodir berdasarkan sumber primer dan sekunder. Kemudian data yang diperoleh diolah menggunakan metode deskriptif komparatif berdasarkan undang-undang informasi dan transaksi elektronik (ITE) dan hukum Islam, yaitu teori ija>rah, qiya>s dan h{ifz{u al-Ma>l dan h{ifz{u al-‘Ird{ dalam konsep maqa>s{id al-Shari>’ah.
Kesimpulan penelitian ini adalah praktik jasa black campaign oleh buzzer saracen menurut undang-undang ITE dan hukum Islam. Dalam undang-undang ITE, perbuatan buzzer saracen mengandung pencemaran nama baik, berita bohong (hoax) dan ujaran kebencian. Sedangkan dalam hukum Islam, ditinjau dari teori ija>rah tidak sah karena mu’jar ‘alaih mengandung maksiat dan fitnah, dan jika di-qiya>s-kan dengan peristiwa hadith al-’ifki maka hukumnya haram, serta apabila dianalisis menggunakan perspektif maqasid al-Shari’ah maka melanggar konsep hifzu al-mal dan hifzu al-‘ird. Hasil studi komparatif dari dua sisi dalam perspektif yang berbeda antara undang-undang ITE dan hukum Islam adalah adanya persamaan dan perbedaan antara keduanya, yaitu sama-sama sebagai tindak pidana atau jinayah, dan tanpa adanya delik aduan atau langsung ditetapkan sebagai qadhif. Sedangkan perbedaannya adalah dalam UU ITE hukuman pelaku ditetapkan setelah adanya bukti, sedangkan dalam qiyas terdakwa langsung ditetapkan sebagai qadhif .