Analisis Jasa Endorse Selebgram Untuk Meningkatkan Omzet Penjualan di Online Shop Perspektif Hukum Islam dan Undang-Undang Perlindungan Konsumen

Jasa endorse selebgram adalah salah satu strategi menyewa jasa selebriti yang menarik, mempunyai popularitas tinggi serta dapat dipercaya membuat produk yang dipromosikan menjadi dikenal, diketahui dan diminati, tujuannya agar konsumen memiliki kemauan untuk membeli merk yang diiklankan oleh selebgram tersebut. Akan tetapi terdapat beberapa pelaku jasa endorse selebgram tidak mengetahui kadar atau kualitas produk yang diendorsekan dan bahkan terkadang ada yang memberikan persepsi keliru atau tidak sesuai dengan kualitas produk yang diiklankan.
Penelitian ini dilakukan untuk menjawab rumusan masalah meliputi bagaimana konsep jasa endorse selebgram untuk meningkatkan omzet penjualan di online shop dan bagaimana tinjauan hukum Islam dan Undang-Undang Perlindungan Konsumen terhadap jasa endorse selebgram untuk meningkatkan penjualan di online shop. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep jasa endorse selebgram untuk meningkatkan omzet penjualan di online shop dan mengetahui tinjauan hukum Islam dan Undang-Undang Perlindungan Konsumen terhadap jasa endorse selebgram untuk meningkatkan omzet penjualan di online shop.
Penelitian ini merupakan Library Research. Sumber datanya meliputi data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari literartur-literatur baik berupa buku, kitab, jurnal, skripsi, tesis, karya tulis ilmiah dan Undang-undang. Metode yang digunakan adalah analisis data dan bersifat deskriptif analitis.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa : pertama, Konsep jasa endorse selebgram untuk meningkatkan omzet penjualan di online shop adalah sewa jasa selebgram untuk mengendorse produk perusahaan atau pelaku usaha, dengan cara mencari selebgram melalui sebuah account Instagram yang bertujuan untuk meningkatkan omzet penjualan. Kedua, Konsep jasa endorse selebgram ditinjau dari teori ijārah adalah sah karena syarat daan rukunnya sudah terpenuhi, akan tetapi apabila ditinjau dari teori gharar hukumnya tidak sah karena dalam konsepnya selebgram melakukan promosi dengan mengikuti narasi atau teks yang dikirim oleh pelaku usaha, dan itu berpotensi adanya unsur gharar dan tadli>s, sedangkan ditinjau dari UUPK konsep jasa endorse selebgram tidak bertentangan, akan tetapi jika pelaku usaha tidak mencantumkan informasi yang spesifik mengenai kualitas, kuantitas, barang dan tidak memuat informasi mengenai risiko pemakaian barang maka praktik tersebut bertentangan dengan UUPK Pasal 17 ayat (a) dan (d)