Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Kopi “Mak Nik” Sebagai Penambah Stamina Di Warung Kopi Menik- Menik Desa Karangtinoto Kecamatan Rengel Kabupaten Tuban

Maraknya warung kopi dengan beraneka macam racikan menjadikan para penikmat kopi selalu memburunya. Seperti kopi “Mak Nik” yang berada di Desa Karangtinoto Kecamatan Rengel Kabupaten Tuban. Dimana kopi “Mak Nik” ini merupakan perpaduan antara kopi dan bodrex yang dioplos ketika penggilingan. Dampak dari kopi oplosan “Mak Nik” ini diyakini oleh sebagian besar pembelinya sebagai penambah stamina. Peneliti akan membahas praktik jual beli kopi “Mak Nik” ini dalam perspektif hukum Islam.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimana praktik jual beli kopi “Mak Nik” sebagai penambah stamina pada warung kopi menik-menik dan bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap jual beli kopi “Mak Nik” sebagai penambah stamina pada warung kopi menik-menik di Desa Karangtinoto Kecamatan Rengel Kabupaten Tuban. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui bagaimana praktik dan tinjuan hukum Islam terhadap jual beli kopi “Mak Nik” sebagai penambah stamina pada warung kopi menik-menik di Desa Karangtinoto Kecamatan Rengel Kabupaten Tuban.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research). Sumber datanya meliputi data primer yaitu observasi dan wawancara, sedangkan data sekundernya diperoleh dari buku-buku kitab fikih, jurnal dan internet. Metode pengumpulan data penelitian ini diperoleh dari observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah metode deskriptif analitik. Teori yang digunakan adalah jual beli, Undang-Undang Perlindungan Konsumen, dan maslahat.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa: praktik jual beli kopi “Mak Nik” berbeda dengan warung kopi pada umumnya karena terdapat campuran bodrex pada saat penggilingan kopi dengan takaran 1 kg biji kopi dengan 3 butir bodrex, dan hal tersebut tidak diketahui oleh para konsumen. Ditinjau dari hukum Islam para konsumen telah rida kalau kopi yang dijual “Mak Nik” telah dicampur bodrex, maka ketidaktahuan pembeli itu dianggap sebagai gharar yasi>r, yaitu gharar atau ketidaktahuan sedikit yang ditoleransi, dan ini hukumnya masih diperbolehkan dalam fikih. Maslahat yang ada dalam kopi “Mak Nik” dapat diterima, karena tidak ada dalil al-Qur’an dan hadis yang menyebutkan hukum dari penjualan bubuk kopi yang dicampurkan dengan bodrex. Meskipin para konsumen tidak mengetahui komposisi kopi “Mak Nik” tetapi mereka tidak mempermasalahkan hal tersebut, karena selama mengkonsumsi kopi “Mak Nik” tidak pernah mendapat gejala yang membahyakan, dan dalam hal ini tidak bertentangan dengan Undang-Undang Perlindungan Konsumen pasal 4.