TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI TERALIS

Keragaman aktifitas ekonomi memungkinkan untuk berkembangnya berbagai sarana dan prasarana yang memang dibutuhkan dalam melancarkan dan memudahkan kegiatan ekonomi yang dilakukan. Salah satu yang muncul dan berkembang dalam perekonomian modern adalah jual beli dengan transaksi istihsna’ yang dilakukan oleh perusahaan maupun perorangan. Masyarakat luas mengenal sistem pesan barang dengan akad hutang-piutang dengan cara dua harga, yaitu jika barang yang dipesan itu dibayar kontan, maka pembayarannya sesuai harga barang tersebut, namun jika barang itu ditangguhkan pembayarannya terdapat tambahan harga barang. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengangkat judul ”TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI TERALIS (Studi Kasus pada Bengkel Logam Jaya di Desa Ngadiluwih Kecamatan Ngasem Kabupaten Bojonegoro)”.
Yang menjadi fokus penelitian dalam skripsi ini adalah : 1). Bagaimana mekanisme praktik jual beli teralis di bengkel Logam Jaya di Desa Ngadiluwih Kecamatan Ngasem Kabupaten Bojonegoro, 2) Apa saja langkah-langkah yang ditempuh antara produsen dan konsumen dalam mengatasi masalah yang terjadi, 3) Apakah praktik jual beli teralis tersebut sudah sesuai dengan hukum Islam.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian yang bersifat deskriptif–analisis, yakni penelitian yang menggambarkan data dan informasi yang diperoleh peneliti di lapangan mengenai praktik jual beli teralis pada bengkel Logam Jaya di Desa Ngadiluwih Kecamatan Ngasem Kabupaten Bojonegoro serta menganalisa serta menyimpulkan data yang di peroleh dan kemudian dijadikan objek dalam penulisan skripsi.
Kesimpulan daripada penelitian ini adalah: 1). Mekanisme praktik jual beli teralis di bengkel Logam Jaya di Desa Ngadiluwih Kecamatan Ngasem Kabupaten Bojonegoro pada awalnya konsumen bertemu dengan produsen untuk pesan teralis dan melakukan perjanjian. 2) Langkah-langkah yang ditempuh antara produsen dan konsumen dalam mengatasi masalah yang terjadi adalah produsen menawarkan perjanjian ulang kepada konsumen, 3) Praktik jual beli teralis tersebut sudah sesuai dengan hukum Islam, hal ini dilihat dari segi akad, barang dan harga.