ANALISIS JUAL BELI BELUT HASIL SETRUMAN DI DESA KARANGTINOTO PERSPEKTIF ETIKA BISNIS ISLAM

Belut merupakan hewan pemangsa yang ada dipersawahan yang memiliki nilai jual relatif tinggi dibandingkan jenis ikan lainnya serta dijadikan mata pencaharian masyarakat, sekarang banyak orang yang menangkapnya menggunakan alat setrum. Penggunakan alat setrum dilarang berdasarkan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 Pasal 8 Ayat (1) Tentang Perikanan dan apabila ada yang melanggar dikenakan sanksi pidana berdasarkan Pasal 84 Ayat (1) Undang-Undang Perikanan. Menyetrum selain bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan, juga dapat berbahaya bagi lingkungan, merugikan para petani, serta masyarakat yang mengonsumsi belut setruman. Dampak penggunan alat setrum bagi lingkungan yaitu mematikan mikro organisme serta zat hara dalam tanah akan terurai dan menyebabkan penurunan kesuburan tanah, dan dampak dari jual beli belut hasil setruman bagi konsumen adalah belut kurang sehat bagi tubuh apabila dikonsumsi, karena belut memiliki manfaat gizi yang rendah. Rumusan masalah dari penelitian ini meliputi bagaimana dampak jual beli belut hasil setruman di Desa Karangtinoto dan bagaimana tinjauan etika bisnis Islam terhadap dampak jual beli belut hasil setruman di Desa Karangtinoto. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang dampak jual beli belut hasil setruman di Desa Karangtinoto dan untuk mengetahui tinjauan etika bisnis Islam terhadap dampak jual beli belut hasil setruman di Desa Karangtinoto. Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian lapangan (field research). Sumber datanya meliputi data primer yaitu observasi dan wawancara, sedangkan data sekundernya diperoleh dari buku-buku kitab fikih, jurnal dan internet. Teknik pengumpulan data penelitian ini diperoleh dari observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah metode deskriptif analitik. Teori yang digunakan adalah etika bisnis Islam serta hasan dan qabih. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: dampak jual beli belut hasil setruman di Desa Karangtinoto menyebabkan dampak negatif bagi ekosistem lingkungan dan bagi pembeli belut hasil setruman. Dimana bagi para pemilik sawah menurunnya kualitas kesuburan tanah, dan bagi konsumen adalah belut yang dikonsumsi kurang sehat bagi tubuh. Berdasarkan etika bisnis Islam secara keseluruhan belum terpenuhi prinsip etika bisnis Islam, karena para pelaku penyetruman masih memikirkan kepentingannya sendiri dalam mendapatkan keuntungan serta tidak memperhatikan kerugian yang didapat para pemilik sawah serta konsumen yang membeli belut hasil setruman.