UJRAH KHATAMAN AL-QUR'AN BIN-NADHOR DI LEDOK WETAN KECAMATAN KOTA BOJONEGORO PERSPEKTIF HUKUM EKONOMI SYARIAH

Khataman al-Qur’an tidak lagi hanya di lakukan atas dasar rasa simpati antar sesama akan tetapi juga saat ini terdapat khataman al-Qur’an yang sifatnya berbayar, sehingga dalam hal ini perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait praktik ujrah khataman al-Qur’an tersebut. Selain itu juga Khataman al-Qur’an Bin-Nadhor yang terjadi di Ledok Wetan Kecamatan Kota Bojonegoro terdapat permasalahan yaitu orang yang disewa untuk melakukan khataman al-Qur’an (mu’jir) tidak memenuhi kesepakatan, yaitu adanya imbalan (ujrah) untuk mengkhatamkan atau membaca al-Qur’an sampai selesai akan tetapi dalam praktiknya hal tersebut tidak terealisasikan dengan baik dan orang yang menyewa (musta’jir) tidak mengetahui jika khataman al-Qur’an tersebut tidak selesai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Praktik Ujrah Khataman al-Qur’an Bin-Nadhor di Ledok Wetan Kecamatan Kota Bojonegoro dan Untuk Mengetahui Pandangan Hukum Ekonomi Syariah Terhadap Ujrah Khataman Al-Qur’an Bin-Nadhor di Ledok Wetan Kecamatan Kota Bojonegoro dengan Tanpa Membaca Secara Full. Metode penelitian dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif dan menitik beratkan pada penelitian lapangan (field research) dan bersifat deskriptif analisis yang mana memaparkan situasi dan peristiwa yang sedang terjadi di lapangan dengan menitik beratkan pada observasi dan setting alamiah serta sumber data dalam penelitian ini berasal dari data primer yaitu berupa observasi dan wawancara serta sumber data sekunder bersumber dari literatur atau buku-buku, berupa karya ilmiah, jurnal, pustaka dan lainnya untuk kepentingan teoretis yang ada hubungannya dengan masalah yang dikaji oleh peneliti. Hasil dari penelitian ini adalah praktik ujrah khataman al-Qur’an bin-nadhor di Ledok Wetan apabila dibaca sampai selesai dan memenuhi rukun dan syarat dari akad Ija>rah maka sudah sesuai syariat dan diperbolehkan (mubah). Akan tetapi apabila dibaca tidak sampai selesai dan tidak memenuhi rukun dan syarat dari akad Ija>rah maka tidak sesuai syariat dan tidak diperbolehkan. Dan terkait permasalahan ujrah khataman al-Qur’an dengan tanpa membaca secara full tersebut jika ditinjau menggunakan Hukum Ekonomi Syariah maka akad Ija>rah yang digunakan mengalami cacat akad dan akad tidak sah. Dan tindakan penipuan (Ghish) yang dilakukan oleh mu’jir merupakan sesuatu yang dilarang dan hukumnya haram. Sehingga Ujrah khataman al-Qur’an dengan tanpa membaca secara full di Ledok Wetan hukumnya haram dan tidak diperbolehkan karena sama saja menerima upah atas dasar kebohongan dan hal tersebut tidak diperbolehkan dalam syariat Islam.